Tanjungpinang (ANTARA) - Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengajak masyarakat setempat melestarikan pernikahan adat Melayu melalui kegiatan sarasehan adat tradisi budaya masyarakat setempat.   

Ketua Umum LAM Kepri Datok Seri Setia Utama Raja Alhafiz mengatakan kegiatan sarasehan diikuti guru dan siswa tingkat SD, SMP, hingga SMA, serta para pengurus LAM di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan. 

"Tujuan acara ini agar masyarakat menyadari bahwa beberapa tradisi pernikahan Melayu, seperti berandam dan mandi sapat, kini mulai jarang dilakukan," kata Raja Alhafiz di Tanjungpinang, Selasa. 

Baca juga: KPU RI: Pelaksanaan PIlkada di Kepri berjalan baik

Oleh karena itu, ia berpesan agar para guru dapat menjadi perpanjangan tangan LAM dalam melestarikan adat dan tradisi Melayu.

LAM turut menekankan pentingnya bagi penyelenggara pernikahan untuk menjalankan prosesi pernikahan adat Melayu dengan benar.  

"Kami ingin para guru tidak hanya memahami tradisi ini, tetapi juga menyebarkannya kepada generasi muda agar budaya pernikahan adat Melayu tetap hidup dan terjaga," ujarnya.

Salah seorang guru SD 012 Tanjungpinang Timur Raja Nurhayati mengaku sangat terkesan dengan kegiatan sarasehan adat tradisi budaya Melayu tersebut.

Ia bahkan tertarik untuk mendalami peran sebagai mak andam pengantin, yaitu seseorang yang ahli merias sekaligus dipercaya sebagai pelindung pengantin dari berbagai gangguan penyakit dan gangguan yang datang secara gaib.  

Baca juga: Pemkot perkuat sinergi untuk tingkatkan kualitas pendidikan di Batam

"Harapannya kegiatan serupa dapat terus diselenggarakan supaya adat dan tradisi budaya Melayu tak hilang dimakan zaman," ucapnya.

Secara terpisah, Kepala Bidang Adat Tradisi, Nilai Budaya, dan Kesenian pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Tanjungpinang Dewi Kristina Sinaga menyatakan pihaknya siap bekerja sama dengan LAM Kepri maupun LAM Tanjungpinang mengadakan kegiatan serupa di masa mendatang.

Dengan adanya sarasehan ini, ia berharap generasi muda semakin mengenal dan mencintai warisan budaya Melayu, khususnya dalam tradisi pernikahan agar tidak hilang ditelan zaman.

"Kita perlu bersama-sama merawat dan menjaga agar jangan sampai tradisi Melayu yang sudah ada sejak zaman nenek moyang terdahulu terkikis oleh perkembangan zaman apalagi pengaruh budaya asing," ucap Dewi.   

 

Baca juga:
Masyarakat Melayu Kepri lestarikan tradisi kenduri arwah sambut Ramadhan

Pemkot Tanjungpinang batasi operasional tempat hiburan selama bulan Ramadhan


Pewarta : Ogen
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025