Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau mengawasi keamanan takjil dan makanan berbuka sebagai upaya mewaspadai kandungan bahan berbahaya.
Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Sabtu mengatakan pengawasan itu dilakukan oleh puskesmas di masing-masing wilayah untuk memastikan makanan yang dijual di pasar takjil aman dikonsumsi oleh masyarakat.
Ia menjelaskan petugas puskesmas di setiap kecamatan akan mengambil sampel makanan secara swadaya dan mengujinya menggunakan tes kit khusus.
“Mereka membeli sampel lalu memeriksanya. Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya bahan berbahaya seperti formalin, boraks, Rhodamin B, dan Methanil Yellow,” kata Didi.
Ia mengatakan jika ditemukan takjil atau makanan yang mengandung zat berbahaya, Dinkes Batam akan memberikan pembinaan dan peringatan kepada pedagang tersebut.
Dengan begitu, Didi mengingatkan konsumen juga harus lebih waspada terhadap jajanan yang mereka konsumsi.
“Masyarakat harus lebih peduli, waspada dan mengenali ciri-ciri makanan yang tidak aman. Jangan hanya tergiur dengan tampilan menarik atau harga murah,” kata dia.
Adapun ciri-ciri makanan yang mungkin mengandung bahan berbahaya, yaitu makan dengan kandungan formalin yang biasa digunakan untuk pengawet mayat, bertujuan agar makanan tidak mudah basi meski disimpan dalam suhu ruang.
“Ciri cirinya tekstur lebih kenyal dan keras, bau menyengat seperti obat atau antiseptik, rasa agak pahit dan tidak alami. Biasanya ditemukan pada tahu, mie basah, ikan asin, bakso, dan daging olahan,” kata Didi.
Kemudian makanan dengan kandungan bahan boraks yaitu bahan pembersih, sering disalahgunakan dalam makanan yang memiliki tekstur lebih kenyal dan kaku, warna lebih mengkilap, rasa agak getir atau pahit.
“Bisa menyebabkan gatal atau iritasi tenggorokan.Sering ditemukan dalam bakso, mie basah, lontong, kerupuk, dan cilok,” kata dia.
Didi menyampaikan agar terhindar dari makanan yang mengandung zat berbahaya, masyarakat disarankan untuk memilih makanan dengan warna alami dan tidak terlalu mencolok.
Kemudian memeriksa tekstur makanan, jangan tergiur dengan yang terlalu kenyal atau tahan lama, menghindari makanan yang beraroma tidak wajar, dan membeli makanan dari pedagang yang terpercaya atau membuat sendiri di rumah.
“Memastikan produk kemasan memiliki label BPOM. Jika menemukan makanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya, masyarakat dapat melaporkannya ke BPOM atau dinas kesehatan setempat,” ujar Didi.