Tanjungpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menyampaikan sejumlah pekerjaan rumah (PR) usai mengikuti program retret kepala daerah di Akmil Magelang, Jawa Tengah.

Ansar juga berbagi pengalaman selama ikut retret karena banyak manfaat dan pengalaman baru yang diperoleh, sehingga bisa menjadi bekal dalam membangun Kepri ke depan.

"Saat retret beberapa kementerian/lembaga juga memaparkan capaian kinerja masing-masing provinsi, di mana Kepri ternyata masih bisa bersaing dengan provinsi besar lainnya, seperti angka lama sekolah kita peringkat kedua tertinggi setelah Jakarta," kata Ansar saat tiba di Tanjungpinang, Sabtu.

Kendati begitu, Ansar mengakui memang ada beberapa program kerja yang masih perlu digenjot, diantaranya kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) pada APBD belum signifikan atau belum seimbang dengan dana transfer pusat atau APBN.

Oleh karena itu, Ansar bersama Wakil Gubernur Nyanyang Haris Patimur akan mencari inovasi baru untuk meningkatkan sumber PAD.

"Perlu upaya untuk menambah penerimaan PAD, misalnya dengan pungutan-pungutan baru namun tak boleh memberatkan masyarakat," ucap Ansar.



Baca juga: Gubernur dan Wagub Kepri disambut dengan upacara adat Melayu usai pelantikan


Selain itu, Ansar juga bakal mengadakan program beasiswa kedokteran melalui dana APBD bagi anak-anak daerah yang bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota se-Kepri.

Hal ini mengingat jumlah tenaga medis khususnya dokter spesialis di Kepri masih minim, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mendukung penganggaran sektor kesehatan di Kepri.

"Kita patut bersyukur, karena tahun ini dapat peningkatan status RSUD Kabupaten Anambas dari tipe D ke C," ungkap Ansar.

Selanjutnya, Ansar pun mengajak seluruh pemerintah kabupaten/kota melahirkan inovasi-inovasi baru di tengah kondisi keuangan daerah yang tidak maksimal. Ia mendorong bupati dan wali kota agar rajin mencari peluang dana insentif daerah (DID) ke pusat untuk kebutuhan pembangunan daerah.

Ia mencontohkan beberapa tahun terakhir, Pemprov Kepri selalu mendapatkan DID belasan hingga puluhan miliar berkat capaian kinerja yang positif, misalnya terkait pengendalian angka inflasi hingga serapan APBD yang tinggi.

"Termasuk angka kemiskinan ekstrem di Kepri meski tersisa sekitar 0,36 persen, tetap harus dituntaskan jadi nol persen," ucap Ansar.

Ansar bersama Nyanyang optimistis dengan kebersamaan dan dukungan semua komponen masyarakat, maka pembangunan di Kepri akan lebih baik lagi ke depannya.

"Ini sesuai pesan Presiden Prabowo bahwa kepala daerah harus menjadi petarung-petarung andal membangun daerah lebih maju di masa-masa mendatang," ucap Ansar.

Baca juga: Karantina Kepri lepas ekspor perdana ikan anggoli ke Hawai


Pewarta : Ogen
Editor : Nadilla
Copyright © ANTARA 2025