Batam (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam memprakirakan cuaca Kepulauan Riau sebelum, saat, dan sesudah Lebaran 2025 umumnya cerah berawan, namun tetap berpotensi hujan lokal dan tidak merata.

“Kesimpulan cuaca sebelum, sesaat, dan sesudah Idul Fitri dalam kondisi cerah berawan masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan yang sifatnya lokal dan tidak merata,” kata Ketua Tim Kerja Pelayanan Informasi dan Penguatan Organisasi BMKG Stasiun Hang Nadim Batam Suratman dalam rapat lintas sektor kesiapan pengamanan Idul Fitri 2025 di Mapolda Kepri di Batam, Rabu.

Dia menjelaskan intensitas hujan bisa meningkat dari ringan menjadi sedang, tergantung kondisi wilayah sekitar Kepri.

Baca juga: Gubernur bersama Kapolda Kepri pastikan kesiapan pengamanan Lebaran 2025

“Misalnya saat ini ada siklon tropis berarti berpotensi berubah. Itulah di pulau kecil itu sangat rentan perubahan cuaca tergantung kondisi sekitar,” katanya.

Ia mengatakan tinggi gelombang masih dalam kategori rendah, yakni antara 0,5-1,25 meter sehingga kondusif untuk pelayaran orang dan barang.

BMKG juga mengamati kondisi cuaca tiga hingga lima hari ke depan di wilayah Kepri yang dipengaruhi siklon tropis di Sumatra bagian selatan sehingga terjadi belokan angin, mengakibatkan arus gelombang dari angin laut China Selatan memengaruhi wilayah Kepri.

“Peringatan dini cuaca ekstrem dan terkait gelombang tinggi sudah kami sampaikan. Yang berpengaruh terutama di Natuna, dapat mengganggu pelayaran," katanya.

Terkait dengan angin puting beliung di Tiban, Kota Batam, Senin (17/3), karena anomali cuaca.

Baca juga: UPTD PPA Natuna pantau perkembangan perilaku anak korban kekerasan seksual

BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada dengan mengenal perbedaan antara angin puting beliung dan angin kencang.

“Kalau angin kencang itu satu arah dia, kalau puting beliung itu cenderung berputar sehingga daya angkut kuat dan bisa merusak,” katanya.

Suratman mengatakan untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, masyarakat apabila di dalam ruangan dapat mengunci semua pintu dan jendela, serta mematikan aliran listrik karena berpotensi terkena sambaran petir.

Untuk area terbuka, katanya, apabila ada bangunan tinggi, tiang listrik, atau pohon-pohon berbahaya apabila tumbang, maka masyarakat diminta mencari tempat berlindung yang aman.

“Kami imbau warga jangan malah jadi penonton di lokasi karena sangat berbahaya,” katanya.

Baca juga: BP Batam kawal investasi industri MRO pesawat terbang di KEK BAT

Ia mengatakan puting beliung dapat diketahui lewat ciri-ciri yang tampak sebelum terjadi, seperti sehari sebelumnya udara terasa panas akan tetapi gerah, selanjutnya pada hari kejadian langit cerah namun tiba-tiba muncul awan gelap seperti “wedhus gembel” yang disebut awan CB (kumulonimbus), seorang-olah akan turun hujan tiba-tiba.

“Dengan kondisi tekanan udara berpotensi timbulnya puting beliung,” kata dia.

Ia mengingatkan bahwa dengan adanya ciri-ciri tersebut belum tentu terjadi puting beliung, akan tetapi juga fase awal terjadinya hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.

“Kalau di laut, terjadi tekanan atau gelombang secara signifikan dirasakan oleh nelayan dan pengguna transportasi laut,” katanya.

Baca juga:
Tim SAR gabungan temukan nelayan yang hilang kontak dalam keadaan selamat

Disnakertrans: Kasus kecelakaan kerja di Kepri didominasi oleh lakalantas


Pewarta : Laily Rahmawaty
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025