Garut (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) mempersilakan Kepolisian untuk menyelidiki kericuhan yang menyebabkan tiga orang tewas saat pesta rakyat pada rangkaian pernikahan anaknya di Pendopo, Kabupaten Garut.
"Dipersilakan Polres Garut untuk melakukan penyelidikan," kata Gubernur yang akrab dipanggil KDM itu usai mengunjungi pasien korban Pesta Rakyat di RSUD dr Slamet Garut, Jumat malam.
Ia menuturkan, kegiatan pesta rakyat tersebut merupakan rangkaian acara pernikahan anaknya yang diselenggarakan di Pendopo Garut. Namun untuk acara makan gratis dan adanya insiden itu, KDM mengaku tidak tahu.
"Peristiwa itu kan saya tidak tahu," kata KDM.
Ia mengatakan, peristiwa itu menjadi pelajaran dan ada yang bertanggung jawab, namun ranahnya ada dari pihak Kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
"Silakan saja ranah-ranah pertanggungjawaban itu, biarkan ranah Kepolisian yang melalukan penyelidikan," katanya.
Ia menegaskan, sebagai orang tua dari kedua mempelai dalam acara tersebut mempersilakan Kepolisian untuk mengungkap siapa yang harus bertanggung jawab.
Bahkan, lanjut dia, tidak akan menghalang-halangi tugas Kepolisian dalam upaya mengungkap fakta sebenarnya di lapangan.
"Bagaimana, apa yang menjadi latar belakang peristiwa ini, kelalaian siapa, siapa yang bertanggung jawab?," katanya.
Insiden yang menyebabkan tiga orang tewas dalam acara pesta rakyat itu merupakan rangkaian pesta pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar, putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Kericuhan tersebut menyebabkan 26 orang harus dibawa ke rumah sakit dan tiga orang meninggal dunia. Yakni seorang anak usia delapan tahun bernama Vania Aprilia, warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota.
Kemudian Dewi Jubaeda (61) dan seorang anggota Polres Garut Bripka Cecep Saeful Bahri (39).
Baca selanjutnya
Pemkab Garut tanggung...
Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menanggung seluruh biaya pengobatan korban luka akibat kericuhan pada acara Pesta Rakyat yang menjadi rangkaian pernikahan Wakil Bupati Garut dan anak Gubernur Jawa Barat di Pendopo Garut.
"Semua biaya ditanggung oleh Pemkab Garut," kata Bupati Garut Abdusy Syakur Amin kepada wartawan di Pendopo Garut, Jumat.
Ia menuturkan peristiwa tersebut sudah mendapatkan penanganan, termasuk area acara juga sudah aman, dan kegiatannya tidak dilanjutkan atau dihentikan.
Terkait jumlah warga yang terdampak dalam insiden itu, kata dia, tercatat sebanyak 26 orang dengan kondisinya sebagian sudah pulang dan dirawat di rumah sakit, dan tiga orang meninggal dunia, satu di antaranya anggota Polri yang bertugas di Polres Garut.
"Kami terima laporan dari Dinas Kesehatan bahwa ada 26 orang yang menjadi korban, dan tiga wafat di tempat, dan yang sisanya ada yang sudah pulang ke rumah masing-masing, dan ada yang dirawat," katanya.
Ia menyampaikan selain menjamin biaya perawatan medis, Pemkab Garut juga akan memberikan santunan kepada ahli waris keluarga korban yang meninggal dunia.
Terkait insiden itu, kata dia, Pemkab Garut akan melakukan evaluasi agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi.
"Tentu saja kami akan melakukan evaluasi ke depan, semoga ke depan tidak terjadi lagi," katanya.
Ia mengatakan warga yang menjadi korban dalam kericuhan di acara tersebut karena kekurangan oksigen terutama anak-anak dan ibu-ibu akibat berdesak-desakan.
Menurut dia acara tersebut mendapatkan sambutan antusias yang tinggi dari warga untuk menghadiri kegiatan Pesta Rakyat dalam rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut dengan anak dari Gubernur Jawa Barat.
"Informasi yang kami terima itu ada beberapa yang kekurangan oksigen karena mungkin berdesak-desakan," katanya.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian pesta pernikahan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina dengan Maula Akbar, putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berakhir ricuh saat agenda hiburan dan makan gratis di Pendopo dan Alun-Alun Garut, Jumat siang.
Massa dari berbagai kalangan sudah berkerumun memadati kawasan tempat diselenggarakannya Panggung Hiburan Rakyat, dan terjadi kericuhan berdesakan di gerbang utama memasuki kawasan Pendopo.
Kericuhan tersebut menyebabkan sejumlah warga pingsan, dan dievakuasi oleh aparat keamanan, maupun petugas medis yang sudah jaga di kawasan itu.
Selain itu, menyebabkan tiga orang meninggal dunia yakni seorang anak usia delapan tahun Vania Aprilia warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, kemudian Dewi Jubaeda (61), dan seorang anggota Polres Garut Bripka Cecep Saeful Bahri (39).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur Jabar persilakan polisi selidiki kericuhan pesta rakyat Garut