Batam (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Riau (KPw BI Kepri) mengangkat warisan wastra khas Melayu sebagai salah satu ciri khas unik produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bidang fesyen dalam ajang Gebyar Melayu Pesisir 2025.

Kepala BI Kepri Rony Widijarto mengatakan pengembangan wastra khas daerah, terutama dengan motif Melayu, menjadi upaya nyata untuk menjaga sekaligus mengembangkan identitas budaya daerah agar memiliki nilai tambah di pasar domestik maupun mancanegara.

“Warisan leluhur budaya Melayu bukan hanya menyasar pasar domestik, tapi juga bisa dibawa ke Singapura dan Malaysia. Produk unggulan Kepri adalah wastra. Melalui UMKM, kami ingin meningkatkan awareness kepada wastra khas daerah ini,” ujar Rony di Batam, Kamis.

Dalam kesempatan itu, BI Kepri menampilkan karya dari sejumlah desainer nasional dan lokal seperti Ronald Moreno, Karina Rozy, Lina Sukijo, dan Wignyo Rahardi.

Baca juga: BI Kepri soroti potensi UMKM yang angkat budaya Melayu jadi daya tarik

Para desainer diberi ruang untuk mengolah motif khas Melayu, seperti perahu jong dan batik gonggong, serta kain tradisional untuk menjadi produk fesyen bernilai tinggi.

“Kalau wastra kita dikembangkan dengan kualitas yang lebih halus dan mengikuti selera pasar tanpa meninggalkan ciri khas Melayu, nilainya akan lebih besar,” katanya.

Rony mengatakan peran UMKM sangat penting dalam pengembangan wastra.

Baca juga: Bapenda Batam: Pendapatan pajak PBB naik 6.000 persen dengan QRIS

Berdasarkan data BI, UMKM secara nasional menyerap 97 persen tenaga kerja dan juga menguasai 99 persen pangsa total unit usaha, namun kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) masih di angka 57 persen.

“Dengan pengolahan yang baik, wastra khas Melayu bisa mendorong peningkatan nilai tambah produk UMKM lokal. Kami juga mendorong agar desainer lokal mampu membuat pakaian custom untuk klien luar negeri,” katanya.

Gebyar Melayu Pesisir 2025 diikuti oleh 81 UMKM dari tujuh kabupaten/kota di Kepri, dengan menampilkan 13 kategori produk unggulan seperti makanan dan minuman, makanan ringan, kriya dan fesyen.

BI Kepri menilai Batam sebagai gerbang strategis ke negara tetangga untuk memperkenalkan warisan budaya Melayu ke kancah internasional.

Baca juga:
BI Kepri targetkan 50 juta transaksi QRIS di 2025

Ekonomi Kepri tumbuh tertinggi di Sumatera, mencapai 7,14 persen


Pewarta : Amandine Nadja
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025