Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pengelola dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bermasalah menyusul terjadinya kasus keracunan di sejumlah daerah.
“SPPG yang bermasalah ditutup untuk sementara dilakukan evaluasi dan investigasi,” kata Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, dalam Konferensi Pers Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Program Prioritas Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Ahad .
Adapun yang dievaluasi terkait SPPG tersebut adalah faktor kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan juru masak.
Zulhas menegaskan bahwa seluruh SPPG juga akan dievaluasi ihwal kedisiplinan, kualitas, dan kemampuan dari juru masak.
“(Evaluasi) tidak hanya di tempat yang terjadi, tetapi di seluruh SPPG,” kata Zulhas.
Lebih lanjut, Zulhas juga mewajibkan kepada SPPG untuk mensterilisasi seluruh alat makan, termasuk memperbaiki proses sanitasi, khususnya terkait kualitas air dan alur limbah.
“Semua dievaluasi dan diinvestigasi,” kata Zulhas.
Badan Gizi Nasional (BGN) pada sesi jumpa pers di Jakarta, Jumat (26/9), mengumumkan sepanjang periode Januari hingga September 2025, tercatat 70 insiden keamanan pangan, termasuk insiden keracunan, dan 5.914 penerima MBG pun terdampak.
Dari 70 kasus itu, sembilan kasus dengan 1.307 korban ditemukan di wilayah I Sumatera, termasuk di Kabupaten Lebong, Bengkulu, dan Kota Bandar Lampung, Lampung.
Kemudian, di wilayah II Pulau Jawa, ada 41 kasus dengan 3.610 penerima MBG yang terdampak, dan di wilayah III di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara ada 20 kasus dengan 997 penerima MBG yang terdampak.
Dari 70 kasus keracunan itu, penyebab utamanya ada kandungan beberapa jenis bakteri yang ditemukan, yaitu e-coli pada air, nasi, tahu, dan ayam.
Kemudian, staphylococcus aureus pada tempe dan bakso, salmonella pada ayam, telur, dan sayur, bacillus cereus pada menu mie, dan coliform, PB, klebsiella, proteus dari air yang terkontaminasi.
Baca selanjutnya
Rapat dengan Gubernur
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar rapat secara virtual dengan seluruh kepala daerah di tanah air pada Senin (29/9) pukul 08:00 WIB untuk menindaklanjuti sekaligus merumuskan langkah pencegahan terjadinya keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Besok, kami dari Kemendagri akan zoom meetingdengan seluruh kepala daerah, kemudian kepala dinas kesehatan, kepala dinas pendidikan, dan sekretaris daerah," ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Minggu.
Hal tersebut, ujar dia melanjutkan merupakan salah satu poin pembahasan dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Program Prioritas Makan Bergizi Gratis yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Berikutnya, Tito menyampaikan rapat dengan kepala daerah itu akan menghadirkan sejumlah narasumber. Di antaranya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang, serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Kehadiran narasumber itu bertujuan untuk memberikan arahan yang bersifat teknis pada kepala daerah hingga kepala dinas kesehatan di setiap wilayah untuk memastikan keracunan MBG tidak kembali terulang.
Sebelumnya, terjadi peningkatan kasus keracunan usai mengonsumsi menu program MBG di sejumlah daerah dalam beberapa pekan terakhir, yang mengakibatkan banyak siswa harus mendapatkan penanganan medis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemerintah tutup dapur MBG yang sebabkan keracunan