Batam (ANTARA) - PLN Batam menyiapkan cadangan listrik sebesar 79,2 MW dan membuka sebanyak 35 posko siaga selama periode Siaga Kelistrikan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026 yakni sejak 18 Desember 2025 hingga 8 Januari 2026.
Direktur Operasi PLN Batam Dinda Alamsyah memaparkan bahwa hingga kini, kondisi masih normal.
“Daya mampu pasok PLN Batam sebesar 844,2 MW dan cadangan sebesar 79,2 MW. Sedangkan prediksi beban puncak tertinggi selama masa siaga sebesar 755,0 MW,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Batam, Jumat.
Selama periode Nataru, lanjutnya, PLN Batam membuka sebanyak 35 Posko SIAGA sebanyak dengan total personel sebanyak 712 orang yang terdiri dari Pengatur Beban, Pembangkitan, Transmisi, Gardu Induk, Distribusi, SCADA & Proteksi, Infrastruktur IT, Humas, dan Logistik yang tersebar di wilayah operasi PT. PLN Batam.
“PLN Batam pun mempersiapkan berbagai strategi operasi serta peralatan peripheral untuk mendukung keandalan kelistrikan dan juga berkoordinasi dengan instansi lainnya seperti Kepolisian dan Pemadam Kebakaran,” kata dia.
Untuk mengatasi, gangguan cuaca, Dinda menyampaikan bahwa PLN Batam selalu meningkatkan kesiapan proteksi.
“Di Batam gangguan jaringan akibat petir seringkali terjadi. Kami selalu meningkatkan proteksi agar transmisi dan distribusi tidak bermasalah. Kami lakukan update cuaca setiap jam dan pada November 2025 kami juga menambah 6 unit lightning arrester,” ujar dia.
Tidak hanya mengantisipasi gangguan akibat cuaca, PLN Batam pun menambah satu posko di infrastruktur terkait cyber security untuk melindungi infrastruktur vital dari serangan siber yang bisa melumpuhkan pasokan listrik, mencegah kerugian finansial, menjaga data pelanggan dan perusahaan.
Untuk memastikan kondisi kelistrikan di Batam dapat diandalkan selama periode tersebut, Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Kepri Lagat Siadari melakukan kunjungan.
Pertama ia menekankan agar PLN Batam tidak hanya fokus pada sisi teknis di lapangan, tetapi juga pada layanan pengaduan.
"Petugas di lapangan mungkin siap, tapi kalau Call Center sulit dihubungi saat ada kendala, itu adalah kegagalan pelayanan publik. Kami minta tambah layanan pengaduan dan respon cepat harus menjadi prioritas utama. Jangan ada masyarakat yang merasa terabaikan," tambahnya.
Lalu, Ombudsman Kepri meminta PLN Batam untuk secara masif mempublikasikan peta kerawanan dan kesiapan posko siaga kepada publik.
"Masyarakat berhak tahu sejauh mana PLN siap melayani mereka. Publikasi yang transparan akan menciptakan rasa tenang. Kami di Ombudsman akan terus memantau kinerja PLN selama masa siaga ini mulai 18 Desember hingga 8 Januari mendatang," tutup Lagat.