Batam, Antara Kepri - Konvensi Media Massa bertemakan "Pers Sehat Bangsa Hebat" yang akan diselenggarakan di Kota Batam pada 7 Februari 2015 diharapkan mampu meningkatkan peran pers memberikan informasi pada masyarakat mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Kesiapan teknologi, efisiensi pasar tenaga kerja dan tingkat inovasi Indonesia masih rendah untuk masuk MEA. Sehingga diharapkan informasi yang disampaikan oleh pers akan semakin menyadarkan berbagai pihak untuk meningkatkan inovasi guna mendongkrak daya saing," kata Koordinator Pokja Konvensi HPN 2015, Evy R Syamsir di Batam, Senin.

Ia mengatakan, hingga saat ini peningkatan daya saing Indonesia lebih banyak didorong oleh besarnya jumlah penduduk sehingga mendorong konsumsi yang besar (market size). Selain itu daya saing Indonesia masih kalah dengan daya saing Singapore yang peringkat 2, Malaysia peringkat 20, Thailand peringkat 31.

"HPN 2015 bertepatan dengan kepemimpinan baru di bawah pemerintahan baru Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla serta dimulainya era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sehingga isu tersebut sangat tepat untuk diangkat," kata dia.

Berdasarkan laporan-laporan World Economic Forum, indeks daya saing global Indonesia sempat berada di peringkat 54 pada 2009, lalu naik ke peringkat 44 pada 2010. Namun, peringkat Indonesia kembali turun ke peringkat 46 pada 2011 dan peringkat 50 pada 2012, untuk selanjutnya kembali naik ke peringkat 38 pada 2013, lalu naik lagi ke peringkat 34 pada 2014.

Sementara itu, berdasarkan Human Development Report 2013 United Nation Development Program (UNDP) dari 185 negara Indonesia masih berada pada peringkat 121, kalah dengan Singapura (18), Brunei Darussalam (30), Malaysia (64), Thailand (103), Filipina (114). Sementara itu anggota Negara ASEAN lainnya Vietnam (127), Laos (138), Kamboja (139) dan Myanmar (149).

"Sebagai Negara yang memiliki kekayaan alam (natural capital) diantaranya laut dan memiliki jumlah penduduk (human capital) terbesar keempat di dunia, Indonesia harus mampu meningkatkan Human Development Index dan daya saing," kata dia.

Momentum HPN, kata dia, harus mampu membangun pers yang sehat sehingga meningkatkan kesadaran kolektif dan kontribusi kolektif untuk mengoptimalkan natural capital khususnya maritime dan human capital agar siap bersaing menghadapi MEA menuju bangsa hebat.

Selain hal tersebut, kata dia, konvensi media massa juga ingin terwujudnya Indonesia kembali menjadi negara maritim yang besar, meningkatkan akuntabilitas pers terhadap masyarakat, mendorong peningkatan daya saing dan human development index Indonesia.

        Pembicara dalam kegiatan yang terbagi dalam beberapa sesi tersebut antaralain HE Mr Le Luong Minh (Secretary-General ASEAN), Prof Firmanzah (Rektor Universitas Paramadina), Suryo Bambang Sulisto (Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia), Gubernur Kepri (Muhammad Sani).

        Selanjutnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pujiastuti, Wakil Gubernur Kepri Soerya Respationo, Bambang Eka Cahyana (Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia I Persero), Carmelita Hartoto (Indonesian National Ship-owners Association).

        Dalam program Pers Sehat, pembicara terdiri dari Stefan Handoyo (International Finance Corporation, World Bank Jakarta), Daniel Dhakidae (Ombudsman Media/Kompas), Amir Effendi Siregar (Wartawan Senior, PR2Media), Enda Nasution (Blogger).

        Topik "Kejayaan Indonesia di Tangan Generasi Penerus" pembicara Ketua Komisi Pembarantas Korupsi (Abraham Samad), Bupati Bantaeng Sulawesi Selatan (Nurdin Abdullah), Nia Dinata (Produser Film), Dr Gamal Albinsaid (CEO Indonesia Medika).

        "Selain dari pers yang diperkirakan akan diikuti sekitar 450 orang. Kami juga mengundang dari pihak yang berkaitan langsung dengan pengembangan maritim dan pengembangan manusia," kata Evy. (Antara)  







 
 

 

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024