Bintan (ANTARA) - Kabupaten Lingga menampilkan atraksi tepuk tepung tawar dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga dan kostum karnaval daur ulang, dari Akari Ceq Connon Kabupaten Lingga pada pawai taaruf Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) VIII tingkat Provinsi Kepri yang dihelat di Kabupaten Bintan.
Tampilan tersebut mampu menarik perhatian warga yang menyaksikan pawai taaruf yang ditampilkan oleh kafilah dari Kabupaten Lingga, karena penampilannya yang berbeda dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepri.
Ketua LAM Kabupaten Lingga Muhammad Ishak mengatakan, tujuan dari Kabupaten Lingga menampilkan atraksi tersebut adalah sebagai wujud untuk menyampaikan kepada masyarakat Kepulauan Riau, bahwa tepuk tepung tawar merupakan suatu tradisi budaya Melayu milik Kepri yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB).
Kafilah Lingga mengikuti pawai taaruf STQ Kepri VIII di Kabupaten Bintan. (Antaranews Kepri/Nurjali)
"Tadi kita juga menampilkan tari inai dan silat pengantin yang juga telah ditetapkn sebagai WBTB Indonesia dari Kepri beberapa tahun yang lalu yang juga diusulkn oleh Pemkab Lingga," sebutnya.
Sementara itu, perwakilan rombongan dari Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI) Ceq Connon Kabupaten Lingga mengatakan, adapun tampilan dari AKARI sendiri dengan memboyong kurang lebih 35 talenta beserta ofisial tersebut, mengangkat tema tentang keberagaman Kabupaten Lingga dan Kepulauan Riau sendiri yang sangat kaya dengan berbagai budaya dari bermacam etnis dan suku yang ada di Kabupaten Lingga dan Kepri.
"Tadi ada berbagai kostum yang kita angkat, mulai dari keragaman etnis, daur ulang, dan masuknya kolaborasi budaya Islam dan budaya Tionghoa di Lingga dan Kepri khususnya, " sebutnya.
Pelaksanaan pawai taaruf tersebut berjalan cukup baik, meskipun Kabupaten Bintan sempat di guyur hujan gerimis dari pagi hingga menjelang siang hari. (Antara)
Lihat Video:
Tampilan tersebut mampu menarik perhatian warga yang menyaksikan pawai taaruf yang ditampilkan oleh kafilah dari Kabupaten Lingga, karena penampilannya yang berbeda dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepri.
Ketua LAM Kabupaten Lingga Muhammad Ishak mengatakan, tujuan dari Kabupaten Lingga menampilkan atraksi tersebut adalah sebagai wujud untuk menyampaikan kepada masyarakat Kepulauan Riau, bahwa tepuk tepung tawar merupakan suatu tradisi budaya Melayu milik Kepri yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB).
"Tadi kita juga menampilkan tari inai dan silat pengantin yang juga telah ditetapkn sebagai WBTB Indonesia dari Kepri beberapa tahun yang lalu yang juga diusulkn oleh Pemkab Lingga," sebutnya.
Sementara itu, perwakilan rombongan dari Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI) Ceq Connon Kabupaten Lingga mengatakan, adapun tampilan dari AKARI sendiri dengan memboyong kurang lebih 35 talenta beserta ofisial tersebut, mengangkat tema tentang keberagaman Kabupaten Lingga dan Kepulauan Riau sendiri yang sangat kaya dengan berbagai budaya dari bermacam etnis dan suku yang ada di Kabupaten Lingga dan Kepri.
"Tadi ada berbagai kostum yang kita angkat, mulai dari keragaman etnis, daur ulang, dan masuknya kolaborasi budaya Islam dan budaya Tionghoa di Lingga dan Kepri khususnya, " sebutnya.
Pelaksanaan pawai taaruf tersebut berjalan cukup baik, meskipun Kabupaten Bintan sempat di guyur hujan gerimis dari pagi hingga menjelang siang hari. (Antara)
Lihat Video: