Keluarga Kerajaan Riau ingin gelar kenduri menjelang Shalat Id

id Kerajaan Riau,kepri,kenduri ,shalat Id

Keluarga Kerajaan Riau ingin gelar kenduri menjelang Shalat Id

Sejumlah pemuda dan pemudi mengenakan pakaian adat nusantara berjalan di salah satu kompleks makam raja di Pulau Penyengat, Tanjungpinang (Nikolas Panama)

"Semasa saya kecil hingga remaja, masih dapat saya lihat, saya rasakan kemesraan yang terbangun saat kenduri di masjid. Ini sangat baik dilaksanakan kembali," kata Tengku Fuad, yang kini berusia 59 tahun.

Tanjungpinang (ANTARA) - Keluarga Kerajaan Riau-Lingga-Pahang di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau ingin menggelar kembali kenduri menjelang Shalat Idul Fitri.

Salah seorang Keluarga Kerajaan Riau-Lingga-Pahang, Tengku Fuad, di Pulau Penyengat, Kamis, mengatakan kenduri menjelang Shalat Idul Fitri merupakan tradisi yang hilang sejak sekitar 40 tahun lalu.

"Semasa saya kecil hingga remaja, masih dapat saya lihat, saya rasakan kemesraan yang terbangun saat kenduri di masjid. Ini sangat baik dilaksanakan kembali," kata Tengku Fuad, yang kini berusia 59 tahun.

Baca juga:
Atlet Layar Kepri diganjar Rp700 juta
Kementerian Pertanian gelar pasar tani kawal ketersediaan pangan di Kepri


Menurut dia, tradisi kenduri antarsesama umat Muslim berupa makan bersama dan doa bersama di Masjid Raya Sultan Riau, Pulau Penyengat merupakan bagian dari pelaksanaan sunah rasul.

"Kenduri dilaksanakan saat subuh, makan bersama dan doa bersama. Makan sebelum Shalat Idul Fitri hukumnya sunah," ucap imam di Masjid Raya Sultan Riau itu.

Tengku Fuad akan mendorong anggota Keluarga Kerajaan Riau-Lingga-Pahang serta tokoh masyarakat di Pulau Penyengat untuk mengembalikan tradisi itu. Tradisi kenduri menjelang Shalat Idul Fitri sebaiknya diwariskan kepada generasi muda, sehingga tidak hilang ditelan waktu.

"Generasi muda yang tinggal di Pulau Penyengat perlu melestarikan tradisi baik itu," tuturnya.

Tradisi lainnya, yang dilakukan warga Pulau Penyengat, menurut budayawan Kepri Raja Malik, yakni pengurus masjid mengunjungi kediaman tokoh masyarakat Pulau Penyengat setelah Shalat Id.

"Jelang Idul Fitri, warga di Pulau Penyengat berziarah ke makam keluarganya, sama seperti umat Islam di Tanjungpinang," katanya.

Terkait makanan yang disajikan saat Idul Fitri, Raja Malik mengatakan makanan yang disajikan seperti lontong atau ketupat, gulai ayam, daging yang direndang. "Rendang khas melayu itu tidak terlalu pekat, dan tidak asin," ujarnya.

Baca juga:
546.460 orang warga Kepri sudah disuntik vaksin penguat
Nelayan Natuna berharap pemerintah berikan bantuan kapal mirip KIA

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE