Tanjungpinang (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bahwa animo masyarakat di wilayah itu untuk vaksin COVID-19 dosis penguat (booster) mulai berkurang lantaran tidak melakukan perjalanan ke dalam maupun ke luar negeri.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kepri dr Tjetjep Yudiana, di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, capaian vaksinasi dosis penguat di wilayah itu baru mencapai 589.257 orang atau 42,91 persen.
Ia mengatakan capaian vaksinasi dosis penguat tidak mencapai target 50 persen hingga memasuki Mei 2022, salah satunya disebabkan animo masyarakat berkurang setelah libur Idul Fitri 1443 Hijriah.
Menurut dia sebagian orang ingin vaksinasi penguat untuk memenuhi syarat perjalanan ke dalam dan ke luar negeri agar tidak tes usap dengan metode PCR atau antigen pada saat itu.
"Pemerintah menetapkan syarat vaksinasi dosis penguat bagi orang yang melakukan perjalanan dalam negeri maupun luar negeri itu untuk mendorong orang melakukan vaksinasi," kata mantan Kepala Dinkes Kepri itu.
Ia mengemukakan vaksinasi COVID-19 mulai dari dosis pertama, kedua hingga dosis penguat untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat. Berdasarkan hasil survei Kemenkes, kekebalan tubuh masyarakat Kepri secara kelompok melebihi 90 persen, antara lain disebabkan vaksinasi.
Vaksinasi dosis pertama mencapai 1.758.444 orang atau 97,54 persen, sementara dosis kedua 1.512.724 orang atau 83,91 persen.
Sementara vaksinasi dosis penguat yang dimulai sejak 12 Januari 2022, kata dia sejak awal pemerintah sudah memprediksi tidak terlalu tinggi hingga lebaran, karena itu dilakukan berbagai skenario untuk mendorong warga melakukan vaksinasi, salah satunya vaksinasi dosis penguat sebagai syarat perjalanan agar pelaku perjalanan tidak perlu tes usap dengan metode PCR maupun antigen.
"Sebagian orang yang vaksin dosis penguat adalah orang yang melakukan perjalanan, dan sebagian lagi memang ingin vaksin untuk kepentingan kesehatan," ujarnya.
Seharusnya, kata dia, vaksin dosis penguat yang diberikan pemerintah secara gratis untuk kepentingan kesehatan, bukan sekadar pemenuhan syarat perjalanan udara maupun laut. Kesehatan menjadi sangat berarti di masa pandemi COVID-19 agar daya tahan masyarakat meningkat.
Imun tubuh masyarakat yang kuat menyebabkan kasus aktif COVID-19 drastis menurun. Penurunan kasus aktif COVID-19 dan sistem penanganan COVID-19 yang baik dapat mempercepat penurunan status dari pandemi menjadi endemi.
"Kasus aktif tidak boleh bertambah lebih dari dua digit setiap hari untuk ditetapkan sebagai endemi," katanya.
Ia merinci kasus aktif COVID-19 di Kepri tinggal empat orang, yang tersebar di Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun.
"Tidak ada kasus aktif di satu daerah di empat kabupaten dan kota di Kepri lebih dari satu orang," demikian Tjetjep Yudiana .
Komentar