Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Arif Sumarsono mengemukakan bahwa pihaknya berupaya menghilangkan citra berwisata di daerah tersebut mahal.
"Citra mahal berwisata di Bintan itu sudah melekat, padahal tidak demikian kondisinya," kata Arif di Bintan, Sabtu.
Arif menyatakan Bintan memiliki objek wisata yang lengkap, meski mayoritas berada di pesisir. Wisatawan dapat memilih objek wisata yang disukainya, termasuk mempertimbangkan ketersediaan fasilitas di tempat wisata.
Baca juga:
Kota Batam raih penghargaan KLA 2022 dari Kementerian PPPA
Polisi bongkar industri pembuatan obat terlarang rumahan di Karimun
Secara umum, kata dia, biaya penginapan di resor atau hotel, makan di restoran, serta penggunaan fasilitas hiburan dan olah raga relatif murah.
Di sepanjang Pantai Trikora, contohnya, terdapat banyak resor dan restoran yang menyediakan makanan yang bersumber dari laut seperti ikan, gonggong, cumi, kepiting. Tarif sewa kamar variatif, mulai dari Rp300.000-Rp1 juta lebih, tergantung selera wisatawan. Harga makanan yang dijual di restoran di dalam kawasan wisata pun hampir sama seperti restoran atau warung di tempat lainnya.
Kawasan wisata di daratan Bintan juga relatif murah, seperti yang berada di kaki Gunung Bintan, dan di Desa Ekang Anculai.
Namun ia tidak menampik ada tarif kamar hotel dan makanan yang cukup mahal, seperti di sejumlah kawasan wisata di Lagoi. Tempat wisata itu membidik wisman dan wisatawan nusantara.
Namun di dalam kawasan pariwisata berskala internasional di Lagoi itu juga terdapat objek wisata yang murah meriah. Bahkan pengelola kawasan itu menyiapkan tempat wisata gratis.
"Jadi tidak semua tarif berwisata di Lagoi itu mahal. Dan tidak semua pula biaya untuk menginap dan makan di kawasan wisata itu sama seperti di Lagoi," ucap mantan Camat Gunung Kijang itu.
Baca juga:
Pemprov Kepri gelar pasar pangan murah
Tilang elektronik diterapkan di Kepri pada September 2022
Menurut dia, upaya mengembalikan citra positif terhadap pariwisata di Bintan merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah. Pelaku usaha yang bergerak di bidang pariwisata dan masyarakat diharapkan membantu meluruskan isu berwisata itu mahal, yang terlanjur menyebar luas.
"Kami yakin pariwisata di Bintan kembali bangkit seperti sebelum pandemi COVID-19," katanya.
Sebelum pandemi, tambahnya, pariwisata di Bintan merupakan sektor andalan, yang memberi kontribusi tertinggi terhadap pendapatan asli daerah. Tahun ini, Pemkab Bintan menargetkan pendapatan dari sektor pariwisata sebesar Rp200 miliar setelah dua tahun nihil.
"Kami berupaya agar bisnis pariwisata di Bintan kembali bangkit. Alhamdulillah, dalam beberapa pekan terakhir, wisman yang berkunjung ke Lagoi terus meningkat, rata-rata 1.000 orang per hari," tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dispar berupaya hilangkan citra berwisata di Bintan mahal
Komentar