Batam (ANTARA) - Sebanyak 11 fasilitas kesehatan di Kota Batam, Kepulauan Ria, memiliki alat tes cepat molekuler (TCM) untuk mendeteksi penyakit tuberkulosis (TBC).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi, di Batam, Rabu, mengatakan tidak semua fasilitas kesehatan di daerah setempat memiliki alat TCM tersebut.
Adapun 11 fasilitas kesehatan tersebut di antaranya RSUD Embung Fatimah, Rumah Sakit (RS) BP Batam, RS Budi Kemulian, RS Elisabeth Batam Kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL), Puskesmas Baloi Permai, Puskesmas Mentarau, Puskesmas Sambau, dan Puskesmas Tanjung Sengkuang.
"Alat yang di-support Kemenkes dan itu tergantung lokus kita. Ada 11 tempat yang bisa melaksanakan pemeriksaan TCM," ujar Didi.
Ia menambahkan, alat TCM juga dapat mendeteksi terkait alergi obat terhadap pengidap TBC.
"Misalnya kita memberikan Rifampicin antibiotik untuk TBC, itu nanti kelihatan apakah pasien alergi atau tidak," kata dia.
Didi menjelaskan seorang yang dinyatakan positif TBC akan melalui masa pengobatan dengan meminum obat selama 6 bulan secara rutin dan tidak boleh ada yang terlewatkan.
"Waktu 6 bulan dengan minum obat untuk bebas TBC. Kami berkomitmen saat memberikan obat, jangan sampai satu hari terlambat. Kalau pasien lupa meminum obat, maka harus mengulang lagi dari awal, dan itu butuh waktu hingga 9 bulan," kata dia.
"Kalau sudah tidak ampuh minum obat, maka baru disuntik, dan itu sesuai dengan instruksi dari dokter yang menangani," kata Didi.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Batam Kepulauan Riau mencatat sebanyak 58 kasus TBC pada awal tahun 2023.
Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan 58 kasus tersebut saat ini sedang dalam proses pengobatan dengan cara meminum obat.
Ia menyampaikan bahwa pihaknya juga telah melakukan pengecekan terhadap 407 orang yang terduga TBC karena berkontak erat dengan pengidap TBC.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 11 fasilitas kesehatan di Batam miliki alat TCM untuk deteksi TBC
Komentar