Menafsirkan makna "utang budi" Prabowo Subianto pada Tanah Minangkabau

id Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, menteri Pertahanan, utang budi Prabowo Subianto, Prabowo utang budi ke

Menafsirkan makna "utang budi" Prabowo Subianto pada Tanah Minangkabau

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menghadiri pengukuhan gelar adat di Istano Basa Pagaruyung Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (29/4). ANTARA/Muhammad Zulfikar.

Padang (ANTARA) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Sabtu (29/4) 2023 berkunjung ke Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, tepatnya ke Istano Basa Pagaruyung. Kunjungan tersebut memenuhi undangan pengukuhan gelar adat (batagak gala) Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) RI Afriansyah Noor.

Nama Prabowo bagi masyarakat di Tanah Air tidak asing, pun demikian di Ranah Minang. Saat bertarung pada Pemilihan Presiden 2019 yang kala itu berpasangan dengan Sandiaga Uno. Anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo tersebut seolah mendapatkan tempat khusus di hati masyarakat Minang.

Setidaknya, hal itu dapat dilihat dari persentase suara yang berhasil diraup pasangan Prabowo-Sandiaga kala berhadapan Jokowi-Ma'ruf. Pasangan Prabowo-Sandiaga menang telak di Sumbar dengan perolehan 2.488.733 suara atau setara 85,95 persen.

Kendati menang telak di Sumbar, hasil itu tidak cukup untuk mengantarkan pasangan itu menduduki kursi Presiden dan Wakil Presiden.

Usai Pilpres 2019, Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Ke-22 tersebut memilih bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju di bawah komando Presiden Joko Widodo. Hal tersebut sempat menimbulkan pertanyaan besar bagi masyarakat terutama pendukungnya di Tanah Minang.

Usai memilih bergabung di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, Prabowo Subianto diketahui belum pernah menginjakkan kakinya ke Tanah Minang. Tidak ada jawaban dan penjelasan untuk hal ini hingga akhirnya Prabowo sendiri yang menjawab secara terbuka kepada masyarakat Minangkabau di Istano Basa Pagaruyung.

Kedatangan Prabowo di Rumah Gadang kebanggaan orang Minangkabau tersebut seolah menjadi pertanda Prabowo kembali merajut tali silaturahmi yang sempat terputus setelah sekian purnama berlalu.

Kedatangan Prabowo ke Tanah Minang diawali dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman. Di sana, ia disambut antusias. Tidak hanya para kader partai, masyarakat umum juga tampak bersemangat menyambut kedatangan orang nomor satu di Kementerian Pertahanan itu.

Saat tiba di BIM, teriakan "Prabowo Presiden" terdengar jelas dan lantang. Kendati bukan dalam agenda kampanye, kehadirannya cukup menyita perhatian masyarakat yang mengaitkannya dengan Pilpres 2024.

Utang budi

Lebih dari 2 jam berada di Istano Basa Pagaruyung mengikuti rangkaian pengukuhan gelar adat, Prabowo diberi kesempatan menyampaikan sekapur sirih.

Di hadapan para tetua adat, Prabowo mengaku terharu atas rasa cinta dan kesetiaan masyarakat Sumatera Barat kepadanya.

"Saya merasa mempunyai hubungan khusus dengan Tanah Minang dan rakyat Minangkabau," kata Prabowo.

Dengan rendah hati, ia merasa "berutang budi" kepada masyarakat Minangkabau. Secara eksplisit, Prabowo tidak menjelaskan makna utang budi yang dimaksud pada masyarakat Tanah Minang.

"Saya masih merasa berutang budi dengan Tanah Minang, dan belum bisa berbuat banyak," kata dia.

Namun, ia bertekad akan mencicil utang tersebut salah satunya dengan menyerahkan 20 unit ambulans yang diperuntukkan bagi rumah sakit umum daerah (RSUD) serta RSUP Dr. M. Djamil Padang.

Tak hanya itu, eks Danjen Kopassus tersebut menyatakan akan membangun sebuah sekolah unggulan di Sumbar. Hal itu ia lakukan untuk membalas rasa cinta, kasih sayang dan kesetiaan masyarakat Minangkabau terhadapnya selama ini.

Pada kesempatan itu, ia menjelaskan alasan sekian purnama tidak manapakkan kaki ke provinsi tersebut. Belum bisa berbuat apa-apa bagi Sumbar menjadi faktor utama Prabowo seolah segan ke daerah itu.

Sambil tersedu dan penuh haru, anak dari Prof. Soemitro Djojohadikoesoemo itu tak menyangka hingga kini orang Minangkabau masih mengingat orang tuanya.

"Saya terharu, orang tua saya masih dikenal di sini," ujar Prabowo dengan suara lirih.

Pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Prof. Asrinaldi mengatakan pernyataan Prabowo Subianto terkait "utang budi" terhadap masyarakat Minangkabau tidak bisa dilepaskan dari konteks politik terutama saat Pilpres 2019.

Pilpres 2019 pasangan Jokowi-Ma'ruf memang harus mengakui keunggulan suara pasangan Prabowo-Sandi di Tanah Minang. Pasangan yang diusung Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, dan Partai Berkarya itu mendominasi perolehan suara.

Hasil itu mencerminkan bahwa kesetiaan dan adanya tumpangan serta harapan besar yang dipercayakan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga. Tidak hadirnya Prabowo ke Sumbar setelah sekian lama pascapilpres menjadi alasan kuat kalimat utang budi diucapkannya.

"Jadi, dia merasa berutang budi dengan setianya masyarakat Sumatera Barat," kata Prof. Asrinaldi menganalisis pernyataan Prabowo.


Editor: Achmad Zaenal M



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Membaca makna "utang budi" Prabowo pada Tanah Minangkabau

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE