Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengingatkan warga setempat tentang jumlah kasus penyakit diabetes secara nasional yang meningkat mencapai 35 juta orang atau 13 persen dari total jumlah penduduk 280 juta orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kepri Mochammad Bisri di Tanjungpinang, Rabu, mengatakan angka tersebut melewati prediksi Kementerian Kesehatan RI yang menyebut bahwa penderita diabates di Indonesia bisa mencapai 10 persen atau 30 juta orang pada 2030.
"Sementara sekarang saja sudah ada 35 juta penderita diabetes di Indonesia," katanya.
Ia menyebut hampir semua provinsi di Indonesia mengalami tren kenaikan kasus diabates, termasuk di Kepri yang jumlahnya diperkirakan mencapai 250 ribu penderita maupun berisiko diabetes, dari total jumlah penduduk setempat sekitar 2,5 juta orang.
Ia menjelaskan penyakit diabetes dipicu beberapa faktor, antara lain faktor genetik atau keturunan, di mana ada gen yang diturunkan orang tua ke anaknya hingga menyebabkan si anak menderita diabetes. Satu di antara 10 penderita diabetes dipicu faktor keturunan.
Selain itu, faktor gaya hidup seseorang yang tidak sehat, seperti banyak mengonsumsi makanan olahan tinggi kalori dan lemak.
Seseorang kurang gerak atau aktivitas olahraga, kata dia, juga menyebabkan obesitas hingga terkena diabetes.
"Hindari makanan berkalori tinggi, lalu perbanyak konsumsi buah dan sayur, serta olahraga rutin untuk menghindari diabetes," kata Bisri.
Ia mengatakan saat ini diabetes menjadi perhatian pemerintah pusat hingga daerah, karena meskipun tidak masuk jenis penyakit menular, angka penderitanya tinggi.
Dinas Kesehatan Kepri telah upaya mencegah diabetes dengan melakukan pelaporan pemeriksaan data kesehatan warga melalui Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) yang dikembangkan Kementerian Kesehatan.
Melalui aplikasi itu, semua warga Indonesia harus dilakukan pemeriksaan guna mengetahui secara awal potensi penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, dan jantung.
"Khusus di Kepri, kita sudah melakukan skrining sebesar 56 persen data kesehatan warga," kata dia.
Secara terpisah, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Kota Tanjungpinang Guptaja Kusumah Negara mengatakan sebagian besar pasien yang datang berobat ke poli penyakit dalam menderita diabetes.
"Untuk di Tanjungpinang angka penderita diabetes tergolong tinggi," ujarnya.
Ia mengatakan tiga gejala klinis paling khas atau disebut Trias Klasik untuk mengetahui seseorang menderita diabetes atau tidak, yakni Polidibsi yaitu sering merasa haus atau ingin minum secara berkala.
Selain itu, Poliuria yaitu sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari sehingga mengganggu waktu tidur. Kalau orang normal pada malam hari, hanya terbangun sekali untuk ke kamar mandi, pasien diabates bisa tiga hingga empat kali ke kamar mandi.
Selain itu, Polifagia yaitu sering merasa lapar padahal baru selesai makan.
"Kalau sudah cukup lama, biasanya ada gangguan saraf terutama saat bangun tidur, seperti otot keram ditambah kebas," ujarnya.
Ia menyarankan warga segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika mulai mengalami gejala diabates agar bisa ditangani lebih lanjut.
Baca juga:
Dinkes Batam perkirakan lebih satu kasus cacar monyet di Batam
Pemkot Batam berupaya susun program data pendidikan valid
Pemkab Natuna gandeng BRIN untuk perkuat RPJMD
Berita Terkait
KPU tetapkan 45 anggota DPRD Kepri terpilih, ini dia daftarnya
Kamis, 2 Mei 2024 18:26 Wib
Bapenda Kepri hadirkan Fuel Card Plus upaya tingkatkan PBB-KB
Kamis, 2 Mei 2024 18:16 Wib
Kunjungan wisman ke Kepri pada Maret 2024 mencapai 135.491 orang
Kamis, 2 Mei 2024 17:44 Wib
Pemkab Natuna berikan fasilitas mobil untuk dokter spesialis di RSUD
Kamis, 2 Mei 2024 17:24 Wib
Imigrasi Batam pasang 15 autogate
Kamis, 2 Mei 2024 16:25 Wib
Pemkab akan tanggung biaya kelebihan bagasi jamaah haji Natuna
Kamis, 2 Mei 2024 16:14 Wib
Pemkab Natuna Kepri gelar pelatihan kerja berbasis kompetensi secara gratis
Kamis, 2 Mei 2024 14:01 Wib
KPU Kepri sebut jumlah pemilih di Pilkada 2024 dibatasi 600 orang per TPS
Kamis, 2 Mei 2024 12:52 Wib
Komentar