Tanjungpinang (ANTARA) - Polsek Bintan Timur, Polres Bintan, Polda Kepulauan Riau (Kepri) menyalurkan bantuan 4.000 liter air bersih dampak kemarau panjang di Kampung Bina Desa, Kelurahan Sungai Lekop, Kecamatan Bintan Timur.
"Bantuan air bersih sebagai upaya mengatasi kesusahan masyarakat yang kekurangan air bersih akibat kemarau panjang belakangan ini," kata Kapolsek Bintan Timur AKP Firuddin di lokasi pemberian bantuan air bersih, Sabtu.
Pada kegiatan ini, Polsek Bintan Timur mengerahkan kendaraan mobil tangki air roda enam milik Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bintan untuk mendistribusikan air bersih kepada sekitar 50 kepala keluarga di kawasan sekitar.
AKP Firudin menyebut pemberian air bersih tersebut dilakukan guna membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak hingga mencuci pakaian.
Ia berharap masyarakat memanfaatkan dengan bijak air bersih yang didistribusikan itu sebagai upaya preventif menghindari dampak krisis air berkepanjangan.
Baca juga: BPBD Natuna: Embung Sebayar jadi solusi kekeringan
Menurutnya bantuan serupa juga akan menyasar masyarakat desa atau kelurahan lainnya di Bintan yang terdampak kekurangan air bersih dipicu kemarau panjang saat ini.
Masyarakat kekurangan air bersih dapat menghubungi personel Bhabinkamtibmas setempat, selanjutnya akan didata sesuai kebutuhan penyalurannya.
"Dengan adanya pendataan, kami bisa mendistribusikan air bersih kepada masyarakat banyak," ungkap Firudin.
Seorang warga sekitar Aman (42) merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan air bersih Polri, sebab musim kemarau sudah terjadi sejak bulan Juli 2024 sehingga sumber stok air bersih semakin menipis.
"Bantuan ini sangat bermanfaat, terutama untuk keperluan memasak dan mandi secukupnya," ucap Aman.
Baca juga: BPBD berhasil padamkan kebakaran lahan di Kecamatan Bunguran Batubi Natuna
Secara terpisah, BMKG Tanjungpinang memprediksi curah hujan periode Agustus sampai September 2024 di Pulau Bintan (Tanjungpinang-Bintan) masih rendah dibanding bulan lainnya.
Prakirawan BMKG Tanjungpinang Robbi mengatakan minimnya curah hujan itu dipengaruhi aktifnya angin monsun Australia, sehingga menyebabkan angin selatan cukup kencang dan bibit awan tidak bertumbuh.
"Makanya kondisi curah hujan rendah belakangan ini," ujar Robby.
Maka itu, BMKG turut mengimbau masyarakat hemat air serta memanfaatkan hujan yang masih mungkin turun pada masa sekarang melalui gerakan panen atau menampung air hujan.
Baca juga: BPBD Kabupaten Natuna masifkan sosialisasi budaya sadar bencana ke masyarakat
Komentar