Mengenang Faisal Basri, Luhut: Saya selalu hargai pemikiran dan argumen Beliau

id Faisal Basri, Luhut Panjaitan

Mengenang Faisal Basri, Luhut: Saya selalu hargai pemikiran dan argumen Beliau

Dokumentasi - Ekonom senior Faisal Basri. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Spt/pri.

Jakarta (ANTARA) - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dirinya selalu menghargai pemikiran dan argumen almarhum ekonom Faisal Basri meskipun terkadang berbeda pandangan dalam beberapa aspek.

“Pak Faisal sering memberi banyak masukan soal ekonomi Indonesia, termasuk soal hilirisasi nikel. Meski kami terkadang berbeda pandangan, saya selalu menghargai setiap pemikiran dan argumen yang Beliau sampaikan,” kata Luhut dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

Luhut menyampaikan rasa kehilangan atas meninggalnya Faisal Basri. Ia mengungkapkan bahwa pertemuan terakhirnya dengan Faisal Basri terjadi pada 2021, setelah Indonesia menghadapi gelombang pertama pandemi COVID-19.

“Terakhir ketemu Pak Faisal pada tahun 2021 setelah COVID-19. Pada saat itu, Beliau memberikan masukan yang sangat berharga dalam mendesain PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dari sisi ekonomi. Masukannya membantu kita menjaga keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi negara,” kata dia.

Meskipun beberapa kali berbeda pandangan, Luhut juga menyampaikan penghargaan pribadi kepada Faisal Basri sebagai sosok yang sangat berdedikasi dan penuh integritas.

"Saya selalu menghormati cara Pak Faisal menyampaikan pandangannya. Beliau selalu lugas, namun rendah hati, dan siap mendengarkan dengan baik meski pandangan kita berbeda. Keberanian dan kejujurannya dalam berargumen menunjukkan karakter kuatnya sebagai seorang intelektual," kata Luhut.

Menurut Luhut, meskipun dalam banyak kesempatan mereka berada di sisi yang berbeda dalam diskusi kebijakan, Faisal Basri tidak pernah menggunakan kritik sebagai alat untuk menjatuhkan, tetapi untuk membangun.

"Beliau kritis, tetapi selalu dalam semangat memperbaiki. Itulah yang membuat saya sangat menghargai Beliau. Kita butuh lebih banyak sosok seperti Pak Faisal di Indonesia," kata dia.

Menurut Luhut, Faisal Basri adalah contoh intelektual yang tetap teguh dengan prinsipnya, meskipun seringkali berbeda pandangan dengan pemerintah.

“Indonesia kehilangan seorang pemikir besar. Semoga segala pengabdiannya bagi bangsa menjadi amal baik, dan Beliau mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Luhut.

Faisal Basri, ekonom alumnus Universitas Indonesia (UI) yang juga pendiri Institute for Development of Economics & Finance (Indef), meninggal dunia pada Kamis pukul 03.50 WIB di Rumah Sakit Mayapada Kuningan Jakarta.

Sementara itu, Universitas Indonesia (UI) menyampaikan duka cita mendalam atas berpulangnya ekonom Faisal H Basri pada Kamis 5 September 2024.

Selain sebagai ekonom Faisal H Basri dikenal juga karena kontribusinya dalam bidang politik.

"Ia tetap mendedikasikan hidupnya untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa lewat cara mengajar di kampus UI," kata Kepala Biro Humas dan KIP (Keterbukaan dan Informasi Publik) UI Amelita Lusia, di Kampus UI Depok, Kamis.

Faisal Basri mengabdikan diri sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI sejak tahun 1981, mengajar berbagai mata kuliah seperti Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.

Faisal juga berbagi ilmunya di Program Magister Akuntansi (MAKSI), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (PNPM), serta Program Pascasarjana Universitas Indonesia.

Pada usianya yang ke-64 tahun, Faisal Basri telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam bidang ekonomi dan politik Indonesia.

Kiprah Faisal H Basri di dunia ekonomi telah dimulai sejak ia bergabung sebagai anggota tim Pembangunan Ekonomi Dunia di bawah Asisten Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kedua pada tahun 1985-1987.

Ia pun pernah mendapat kepercayaan saat ditunjuk menjadi anggota Tim Bantuan Presiden untuk Urusan Ekonomi (2000), sebuah pengakuan atas pemikiran dan kontribusinya yang mendalam terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

Kecintaan Faisal Basri terhadap pendidikan juga ditunjukkan saat ia menjabat sebagai Kepala Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan UI (1995-1998) dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).

Sebagai salah seorang pendiri Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (INDEF), Faisal Basri turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi bangsa melalui penelitian dan pengembangan kebijakan yang berdampak luas.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kenang Faisal Basri, Luhut: Saya selalu hargai pemikiran Beliau

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE