Polisi tangkap tiga perempuan lesbian pembunuh kakek

id Pembunuhan Kakek,Palangka Raya,Kalteng,Dirkrimum Polda Kalteng Kombes Pol Faisal F Nafitupulu ,Lesbian ,Polda Kalteng t

Polisi tangkap tiga perempuan lesbian pembunuh kakek

Dirkrimum Polda Kalteng Kombes Pol Faisal F Napitupulu (tengah Didampingi Kabid Humas Polda setempat AKBP Erlan Munaji (kiri) menjelaskan terkait pengungkapan kasus pembunuhan kakek yang dibunuh tiga perempuan di Desa Timpah, Kabupaten Kapuas yang dilaksanakan di Mapolda setempat, Selasa (20/6/2023). ANTARA/ Adi Wibowo 

Palangka Raya (ANTARA) - Polda Kalteng bersama Tim Gabungan Polres Kapuas dan Polresta Palangka Raya menangkap tiga perempuan lesbian terduga pembunuh seorang kakek bernama Lodoy Tamus (74) warga Kota Palangka Raya.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalteng Kombes Pol Faisal F Napitupulu di Palangka Raya, Selasa, mengatakan tiga pelaku pembunuh kakek dengan cara mengenaskan yaitu H (27), TL (26), dan MR (27) yang merupakan karyawan sebuah kafe milik korban di Jalan Sisingamangaraja.

"Untuk motifnya pelaku cemburu karena pacarnya yang juga sesama jenis itu memiliki hubungan dengan korban. Karena hal tersebut muncul niat untuk melakukan pembunuhan berencana terhadap Lodoy," kata dia.

Sebelum kejadian pada hari Sabtu (3/6) sekitar pukul 20.00 WIB di Kafe Barito Indah milik Lodoy, H mengajak TL bersama MR berencana membunuh korban.

Pada Kamis (8/6) para pelaku menyewa satu unit mobil Toyota Avanza di sebuah rental mobil. Setelah itu sekitar pukul 10.00 WIB menjemput korban di Jalan Bangka dengan alasan menghadiri pernikahan keluarga H.

Namun sekitar pukul 11.00 WIB mereka berangkat menuju ke arah desa yang ditujunya. Tetapi saat melintas di Jembatan Kahayan mereka mampir membeli minuman beralkohol dua botol dan ditambahi korban dua botol lagi sembari minum di dalam mobil.

DI dalam mobil yang digunakan mereka, disiapkan tali jenis nilon untuk membunuh korban. Sesampainya di Simpang Timpah Pujon arah Buntok, MR mencekik korban dengan tali nilon dan TL memegang tangannya dan memukul bagian dadanya sebanyak lima kali dengan menggunakan palu hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.

Setelah melanjutkan perjalanan ke arah Buntok beberapa kali, pada pukul 23.00 WIB mereka berhenti di dekat gorong-gorong aliran Sungai Sei Luhing, Desa Kayu Bulan.

"Di lokasi tersebut mereka membuang mayat korban dengan kondisi tangan dan kaki diikat serta diberi batu untuk pemberat agar tenggelam," kata dia.

 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE