Natuna (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau meminimalisasi dampak yang disebabkan oleh bencana melalui normalisasi sungai.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna Raja Darmika di Natuna, Jumat, mengatakan beberapa wilayah rawan banjir dipicu berkurangnya daerah resapan air akibat pengalihan fungsi lahan dan terjadinya pendangkalan sungai sehingga air tidak mengalir dengan maksimal.
Oleh karena itu pihaknya berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) Kepulauan Riau melakukan normalisasi sungai di Kecamatan Bunguran Timur dan Kecamatan Bunguran Timur Laut.
"Untuk sungai di Sebadai Ulu sudah selesai dinormalisasi oleh BWSS," ucap dia.
Selain normalisasi, kata dia, pihaknya juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait budaya sadar bencana dan juga membentuk relawan bencana di tingkat desa dan kelurahan di wilayah rawan bencana.
Terkait budaya sadar bencana, lanjut dia, diberikan kepada masyarakat umum di wilayah rawan dan para pelajar. Dalam sosialisasi itu pihaknya memberikan pemahaman terkait kebencanaan dan hal tersebut merupakan upaya mitigasi.
Ia menerangkan apa yang mereka lakukan merupakan hasil dari evaluasi terhadap bencana-bencana sebelumnya yang pernah terjadi di Natuna.
Menurut dia, bencana tidak bisa dihindari, namun dampaknya bisa diminimalisasi. Oleh karenanya masyarakat harus membiasakan diri hidup berdampingan dengan bencana dan menyiapkan diri menghadapinya.
Persiapan yang dimaksud, masyarakat harus belajar cara membangun rumah yang bisa mengantisipasi bencana dan juga harus belajar secara mandiri terkait kebencanaan.
"Upaya mitigasi sangat perlu dilakukan guna meminimalisasi risiko bencana dan mengurangi terjadinya korban jiwa, harta dan benda, serta kerusakan lainnya," ujar dia.
Komentar