Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau terus menggencarkan program Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) sebagai upaya menekan kasus DBD di Batam.
Kepala Dinkes Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam Kamis mengatakan, untuk menggencarkan program tersebut, diperlukan keterlibatan masyarakat dalam memantau jentik nyamuk di lingkungan masing-masing.
"Kami juga bekerja sama dengan puskesmas untuk melakukan sosialisasi dan fogging di daerah rawan. Namun, fogging bukan solusi utama, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Yang paling penting adalah mencegah perkembangbiakan nyamuk dengan menjaga kebersihan lingkungan," kata Didi.
Guna menekan angka kasus, Pemkot Batam telah mengeluarkan Surat Edaran Wali Kota Batam Nomor: 23 Tahun 2024 tentang Kewaspadaan Dini Peningkatan Kasus DBD.
"Kami mengimbau masyarakat untuk lebih aktif dalam pemberantasan sarang nyamuk -PSN-dengan gerakan 3M Plus," ujarnya.
Dinkes mencatat kasus DBD di Kota Batam hingga saat ini mencapai 126 kasus yang tersebar di berbagai kecamatan.
“Sepanjang Februari sebanyak 51 kasus DBD. Angka itu menurun jika dibandingkan dengan Januari yaitu sebanyak 75 kasus,” kata Didi.
Dengan begitu, Didi mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya pencegahannya.
Ia menjelaskan, dari 51 kasus yang tercatat, sebagian besar terjadi di kawasan permukiman padat penduduk yang memiliki banyak tempat penampungan air, dengan kasus tertinggi di Kelurahan Lubuk Baja mencapai delapan kasus.
Kemudian, Mentarau tiga kasus, Batuaji lima kasus, Tanjung Uncang satu kasus, Sei Lekop satu kasus, Sei Langkai tiga kasus, Sei Pancur lima kaus, Baloi Permai tujuh kasus, Botania empat kasus, Kabil dua kasus, Sei Panas tiga kasus, Tanjung Buntung lima kasus, Tanjung Sengkuang empat kasus.
“Sementara untuk Maret sebanyak 11 kasus hingga Kamis 6 Maret,” kata Didi.
Didi juga meminta kepada warga yang mengalami gejala DBD seperti demam tinggi mendadak, nyeri sendi, dan muncul bintik merah di kulit untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Kami berharap masyarakat semakin sadar akan bahaya DBD dan bersama-sama melakukan upaya pencegahan. Jangan menunggu sampai kasus semakin meningkat," ujarnya.
Hingga saat ini, Dinkes Batam terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan upaya pencegahan berjalan maksimal.
“Masyarakat diharapkan tidak lengah dan selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” kata Didi.
Baca juga:
Dinkes Batam: Faktor lingkungan salah satu sebab kasus DBD naik
Dinkes Kepri sebut DBD rentan serang anak-anak
Dinkes Kepri imbau waspada peningkatan kasus DBD di awal 2025
Komentar