Tanjungpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap peningkatan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di awal tahun 2025.
Kepala Dinkes Kepri Mochammad Bisri menyampaikan sepanjang Januari-Februari 2025, terdapat 201 kasus DBD yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di provinsi setempat, dimana dua kasus diantaranya meninggal dunia. Sementara pada periode Januari hingga Maret 2024, ada 185 kasus DBD dengan empat kasus meninggal dunia.
"Penyebaran DBD paling banyak terjadi di Batam, karena populasi penduduknya tinggi, dengan 87 kasus pada periode Januari-Februari 2025," kata Bisri di Tanjungpinang, Rabu.
Bisri menyebut pemicu DBD rata-rata akibat kelalaian masyarakat menjaga kebersihan di rumah dan lingkungan sekitarnya.
Ia mencontohkan kebiasaan masyarakat saat menampung air hujan, wadah penampung air tidak ditutup dan dibersihkan dengan benar, sehingga menjadi tempat perindukan nyamuk. Masyarakat boleh menampung air hujan asal ditutup dengan benar dan rutin menguras wadah penampung air dengan cara menyikat sampai bersih.
Selain itu, kata dia, sanitasi rumah yang lembab dan kurang pencahayaan juga bisa memicu DBD, karena nyamuk suka berkumpul di tempat-tempat lembab dan gelap.
"Makanya, di pagi hari jendela dan ventilasi rumah dibuka agar matahari masuk ke rumah, sehingga nyamuk tidak bebas beterbangan di dalam rumah," ujar Bisri.
Bisri mengaku pihaknya telah menyebarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Kepri Ansar Ahmad terkait kewaspadaan terhadap kasus DBD hingga ke jajaran kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, serta puskesmas.
Melalui SE itu, lanjutnya, pihak-pihak terkait dapat melibatkan masyarakat untuk melakukan kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan perkantoran dan rumah warga guna memberantas sarang nyamuk pemicu DBD.
Baca juga: Dispusip Batam gelar perpustakaan keliling pacu minat baca siswa SD
Kegiatan itu harus digelar rutin seperti seminggu sekali, bukan hanya karena ada momentum tertentu untuk memberantas sarang nyamuk.
Dinkes Kepri juga menggalakkan gerakan 3M Plus dalam hal pemberantasan sarang nyamuk (PSN), yakni menguras tempat penampungan air, lalu menutup tempat-tempat penampungan air, serta mendaur ulang berbagai tempat yang menjadi tempat nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus DBD pada manusia.
"Kami rutin menggelar edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan sekaligus bahaya penyakit DBD melalui media massa maupun media sosial," kata Bisri.
Baca juga: Kepri dukung lelang wilayah jaringan distribusi gas di Batam
Komentar