Batam (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Barelang, Kepulauan Riau, menyiapkan pengamanan Hari Buruh Internasional (May Day) yang berlangsung pada 1 Mei mendatang dengan memberikan pelatihan pengendalian massa (dalmas) kepada personel.
Pelatihan Dalmas diikuti 40 personel, berlangsung di halaman Mapolresta Barelang, Kota batam, Selasa, dipimpin Kasat Samapta AKP Satri Putra.
“Latihan Dalmas ini sebagai bentuk kesiapsiagaan dan profesionalisme Polri dalam menghadapi potensi unjuk rasa yang kerap terjadi saat May Day,” kata Satri.
Dia menyebut pelatihan dalmas diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri dan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pengendalian Massa.
Baca juga: Rumah dinas KPLP Tanjung Uban terbakar
Dalam pelatihan tersebut, personel mendapat materi meliputi apel persiapan sekaligus pengarahan teori mengenai SOP pengendalian massa, teknik penggunaan tali dalmas, serta penguatan sikap pokok dan sikap siaga dalam menghadapi situasi di lapangan.
Selama pelatihan tersebut, kata dia, personel dilengkapi dengan peralatan pendukung berupa satu unit tali dalmas dan satu unit sound system.
“Diharapkan melalui latihan ini, seluruh personel dapat lebih sigap, terkoordinasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya menjelang dan pada saat pelaksanaan peringatan May Day,” katanya.
Satri menegaskan komitmen Polresta Barelang untuk mengedepankan pendekatan humanis dan profesional dalam setiap penanganan aksi massa, guna menciptakan suasana yang aman, kondusif dan tertib di wilayah hukum Kota Batam sekitarnya.
Sebelumnya, Kapolda Kepri Irjen Pol. Asep Safrudin mengingatkan seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan atas sejumlah agenda terkait kamtibmas yang segera berlangsung pada bulan Mei mendatang, seperti May Day.
Baca juga: Bea Cukai jelaskan bawa uang tunai melebihi Rp100 juta wajib lapor
“Salah satunya peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei yang diprediksi akan berlangsung berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” kata Asep di Batam, Kamis (17/4).
Menurut jenderal polisi bintang dua itu, kondisi berbeda ini salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan tarif yang digulirkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Potensi ancaman yang timbul akibat ketegangan dalam perang dagang global, khususnya kebijakan Amerika Serikat yang menaikkan tarif impor hingga 34 persen,” ujarnya.
Kebijakan tarif ini, lanjut dia, akan berdampak langsung pada sektor industri Indonesia, yang memungkinkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Kebijakan ini akan berdampak langsung pada sektor industri di Indonesia, termasuk kemungkinan terjadinya PHK massal,” kata Asep mengungkapkan.
Baca juga:
Antisipasi makanan MBG bersisa, Disdik Batam: SPPG harus evaluasi menu
Disdik Batam akan lakukan "Jemput bola" untuk jangkau calon murid Sekolah Rakyat
Komentar