Natuna (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, kembali mengaktifkan program edu wisata (edukasi wisata) atau kegiatan belajar di luar kelas, guna memberikan pengalaman langsung agar literasi pelajar meningkat.
Kepala Bidang Perpustakaan Disperpusip Natuna, Firman, di Natuna, Selasa, mengatakan edukasi wisata merupakan program berkonsep belajar sambil bermain di Perpustakaan Daerah Idrus M Tahar Natuna yang berada di Jalan Pnb Sumihar Sihotang, Kecamatan Bunguran Timur.
Program ini menyasar pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari kelompok bermain hingga perguruan tinggi.
Kegiatan terbaru dilaksanakan pada Selasa (6/5) pagi, dengan kunjungan dari pelajar kelompok bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK) Muslimat NU.
Pelajar Muslimat NU disambut oleh petugas, kemudian diajak menonton film edukatif tentang adab dan cara berperilaku baik.
“Program ini kembali aktif sejak Mei, setelah renovasi perpustakaan selesai,” katanya.

Untuk pelajar KB dan TK, kegiatan ini digabung dengan program Perpustakaan Keliling (Pusling) Cerdas, dimana petugas Pusling Cerdas akan membacakan satu buku, lalu pelajar diminta menceritakan kembali isi buku tersebut di depan teman-temannya.
“Sejauh ini, sudah ada tiga sekolah yang memanfaatkan program ini dan berkunjung ke perpustakaan,” ucap dia.
Program ini juga sebagai langkah mengenalkan bahwa perpustakaan sebagai tempat berbagai kegiatan sosial, yang lengkap dengan fasilitas, termasuk permainan anak-anak, bukan hanya tempat membaca buku.
Firman menjelaskan program edu wisata sudah berjalan sejak 2023, namun sempat terhenti beberapa bulan pada 2024 karena gedung dalam proses renovasi. Di tahun-tahun sebelumnya, program ini hanya menyasar pelajar SMP dan SMA, namun pada 2025 diperluas ke semua jenjang pendidikan.
Ia menekankan pentingnya membiasakan anak-anak untuk datang ke perpustakaan agar minat baca dan wawasan mereka terus berkembang.
Meski saat ini Disperpusip sedang melakukan rasionalisasi anggaran, Firman memastikan program literasi tetap berjalan dengan penyesuaian.
“Biasanya kami menyediakan makanan ringan dan souvenir, tetapi tahun ini tidak ada karena keterbatasan anggaran,” ucap dia.
Komentar