Inflasi Batam dan Tanjungpinang tertinggi di Sumatera

id inflasi tertinggi di sumatera,harga tiket pesawat,kota tanjungpinang,kota batam

Inflasi Batam dan Tanjungpinang tertinggi di Sumatera

Kenaikan harga tiket pesawat sumbang inflasi Kepri bulan Februari 2019. (Antaranews Kepri/Ogen)

Batam dan Tanjungpinang menduduki peringkat keenam dan ke-11 dari 13 kota yang mengalami inflasi se-Indonesia
Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri mencatat dari 23 kota di Sumatera, 2 kota mengalami inflasi dan 21 kota mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Batam sebesar 0,26 persen dan inflasi terendah di Kota Tanjungpinang sebesar 0,04 persen. 

"Batam dan Tanjungpinang menduduki peringkat satu dan dua dari dua kota yang mengalami inflasi di Sumatera," kata Kepala Bidang Distribusi BPS Kepri, Rahmad Iswanto, Minggu.

Menurut dia, deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,82 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Metro sebesar 0,04 persen. 

Sementara, bila dilihat dari Indeks Harga Konsumen (IHK) 82 kota, tercatat 13 kota mengalami inflasi dan 69 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,98 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Kendari sebesar 0,03 persen. 

Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 2,11 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Serang sebesar 0,02 persen. 

"Batam dan Tanjungpinang menduduki peringkat keenam dan ke-11 dari 13 kota yang mengalami inflasi se-Indonesia," ujarnya.

Rahmat menjelaskan, pada Februari 2019 IHK gabungan dua kabupaten/kota di Kepulauan Riau yakni Batam dan Tanjungpinang menunjukkan inflasi sebesar 0,23 persen. 

Inflasi terjadi karena kenaikan IHK dari 136,69 di bulan Januari 2019, menjadi 137,00 bulan Februari 2019. 

"Dari dua kota IHK di Provinsi Kepulauan Riau, tercatat Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,26
persen dan 0,04 persen," kata Rahmad.

Dia menyampaikan, dilihat dari kelompoknya, inflasi yang terjadi di bulan Februari ini disebabkan oleh naiknya indeks lima kelompok, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 0,03 persen; lelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 0,02 persen; kelompok sandang naik sebesar 0,31 persen; kelompok kesehatan naik sebesar 0,03 persen; serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 2,12 persen. 

Sebaliknya, kelompok bahan makanan justru mengalami penurunan indeks sebesar 1,09 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks.

Baca juga: Kenaikan harga tiket pesawat picu inflasi Batam

Baca juga: Politisi minta pemerintah intervensi harga tiket Garuda

Baca juga: Dispar Kepri keluhkan harga tiket pesawat mahal

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE