Tanjungpinang (ANTARA) - Feri rute Pelabuhan Punggur, Batam, menuju Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang, kembali berlayar normal setelah dua hari lalu Feri Baruna dan Oceana tidak beroperasi lantaran kuota solar bersubsidi sudah habis.
Koordinator Lapangan PT Pelindo Tanjungpinang, Raja Azmi di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, awalnya, pihak Feri Baruna dan Feri Oceana tidak mau beroperasi jika menggunakan solar bersubsidi.
"Dari pagi hingga sore tidak beroperasi. Kemudian pada sore harinya beroperasi hanya beberapa jam hingga pukul 17.30 WIB," kata Raja Azmi.
Ratusan penumpang menumpuk di Pelabuhan Sri Bintan Pura akibat kapal itu tidak beroperasi. Saat itu satu-satunya kapal yang beroperasi yakni Feri Marina. Namun jumlah armada Marina terbatas.
"Penumpang lebih suka naik Oceana, karena ukurannya lebih besar," ujarnya.
Feri Baruna dan Feri Oceana setelah memutuskan berlayar menggunakan solar non subsidi.
"Saya belum monitor apakah sekarang kedua perusahaan itu mendapatkan solar subdisi atau tidak. Yang pasti sekarang harga tiket kapal tetap, tidak naik," tuturnya.
Menyikapi persoalan itu, Pelaksana Tugas
Gubernur Kepri Isdianto memanggil sejumlah pihak terkait agar pelayanan yang diberikan Feri Marina, Baruna dan Feri Oceana tetap berjalan lancar. Isdianto juga memantau lokasi Terminal Kabil, Batam, untuk memastikan ketersediaan solar.
"Persediaan bahan bakar, aman. Kami berharap pelayanan terhadap penumpang tetap diprioritaskan perusahaan pelayaran," tegasnya.
Sebelumnya, Manajer Unit Komunikasi, Relasi dan CSR MOR I Pertamina, Roby Hervindo mengatakan dalam sehari pihaknya mendistribusikan 6.300 KL solar bersubsidi untuk masing-masing agen pelayaran.
Kuota solar bersubsidi diberikan langsung BPH Migas, bukan Pertamina.
BPH Migas, kata dia memberi kuota solar bersubsidi kepada tiga perusahaan pelayaran yakni Baruna, Oceana dan Marina. Saat ini, hanya Feri Marina yang beroperasi melayani penumpang.
Kuota solar bersubsidi tersebut diberikan sesuai kebutuhan. Jika terjadi kekurangan, maka pihak perusahaan pelayaran sejak awal seharusnya mengajukan permohonan penambahan kuota solar bersubsidi.
Pernyataan Roby itu sekaligus mengklarifikasi surat yang diumumkan pihak perusahaan pelayaran tersebut, yang seolah-olah feri tidak dapat berlayar lantaran tidak memiliki bahan bakar.
"Kami tidak memiliki wewenang untuk menyelidiki penyebab kuota solar bersubsidi tersebut habis sebelum waktunya," ujarnya.
Berita Terkait
PPLP Tanjung Uban kerahkan 9 kapal amankan arus mudik
Jumat, 29 Maret 2024 17:09 Wib
Pemkot Batam siapkan 10 lokasi operasi pasar jelang lebaran
Jumat, 29 Maret 2024 16:39 Wib
PLN Batam dan Kejaksaan tandatangani MoU penanganan hukum
Jumat, 8 Maret 2024 16:31 Wib
Dinkes Batam pastikan pelayanan kesehatan saat momen lebaran
Jumat, 29 Maret 2024 15:09 Wib
Kebakaran kembali landa sejumlah rumah di Jakarta
Jumat, 29 Maret 2024 5:05 Wib
Pelni Batam tambah kapasitas 2.000 penumpang saat angkutan mudik lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 15:35 Wib
MTI Kepri minta Kemenhub sikapi kenaikan tarif kapal ferry Batam-Singapura
Kamis, 28 Maret 2024 15:26 Wib
Pemkot Batam berkomitmen untuk tingkatkan kualitas pengelolaan pemda lewat MCP
Kamis, 28 Maret 2024 15:00 Wib
Komentar