Kupang (ANTARA) - Ekonom dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Adam, MSi mengatakan 'lockdown' atau penutupan akses total di Indonesia bukan merupakan solusi tepat untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Apalagi waktu 'lockdown' bisa berlangsung panjang karena belum dapat diprediksi kapan berakhirnya penyebaran virus ini, kata James Adam kepada ANTARA di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa.
Dia mengemukakan pandangan itu berkaitan dengan wacana 'lockdown' dan dampaknya terhadap ekonomi dan sosial.
"Kita tidak bisa disamakan dengan negara Italia, karena dampaknya akan besar jika waktu 'lockdown' panjang, sebab kapan berakhirnya virus ini juga kita belum bisa prediksi," kata James Adam.
Menurut dia, jika Indonesia melakukan 'lockdown', tentu akan berpengaruh terhadap ekonomi nasional, maupun daerah oleh karena semua aktivitas ekonomi tidak berjalan normal.
Bahkan jika tidak didukung dengan sistem yang baik, bisa-bisa terjadi 'rush' terhadap bahan kebutuhan pokok, di mana penjual akan kehabisan stok barang akhirnya bisa muncul masalah baru.
"Mengapa? karena tingkat permintaan (demand) barang pasti meningkat, sedangkan jika supplay stop maka terjadi kelangkaan," katanya.
Kondisi ini bisa berdampak pada aspek yang lain misalnya pesawat, kapal, dan alat transportasi lainnya jika tidak beroperasi pasti distribusi akan stop.
"Aktivitas lain juga akan berhenti sebab tidak ada interaksi antarmanusia," katanya menjelaskan.
Tidak mudah
Karena itu, dia menyarankan kepada pemerintah agar jika ada kebijakan 'lockdown', hanya dikhususkan untuk daerah yang terkena dampak virus paling besar.
"Artinya mungkin baiknya, kalau ada kebijakan 'lockdown' khusus untuk daerah yang terkena virus paling besar atau yang berpotensi akan terjadi penyebaran virus tersebut. Jadi tidak dilakukan secara menyeluruh karena bisa menimbulkan masalah baru," katanya.
Dia mengatakan, memang ini satu keputusan yang tidak mudah, tapi pemerintah diperkirakan juga tidak mungkin gegabah dalam pengambil kebijakan untuk melakukan 'lockdown'.
Karena itu, dia menyarankan kepada pemerintah untuk mempertimbangkan secara matang, dan melakukan persiapan serta konsep yang tepat sebelum melakukan 'lockdown'.
Berita Terkait
Bandara Batam layani 19.648 pemudik pada puncak arus balik Lebaran 2024
Senin, 15 April 2024 18:56 Wib
Pelni sediakan 19 kapal layani mudik gratis Lebaran 2024, termasuk Batam-Belawan
Senin, 18 Maret 2024 20:42 Wib
SYL harap eksepsinya dapat diterima karena telah menjadi pahlawan saat COVID-19
Rabu, 13 Maret 2024 15:33 Wib
Narapidana Korupsi di meninggal dunia setelah dirawat
Rabu, 13 Maret 2024 12:15 Wib
KPU Bintan: Logistik pemilu sudah tiba di Tambalen setelah berlayar 19 jam
Rabu, 7 Februari 2024 16:01 Wib
151 PMI asal NTT dipulangkan tak bernyawa
Selasa, 23 Januari 2024 13:26 Wib
Gunung Semeru alami sebanyak 19 kali gempa letusan
Senin, 22 Januari 2024 10:47 Wib
AS sebut Houti lancarkan 27 serangan di Laut Merah sejak 19 November
Jumat, 12 Januari 2024 15:10 Wib
Komentar