Tanjungpinang (ANTARA) -
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bisnis teripang potensial berkembang di wilayah itu, meski belum banyak pengusaha yang mengembangkannya.
Kepala DKP Kepri Tengku Said Arif Fadillah di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, budidaya teripang yang menonjol di Kepri berada di Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan, dan Pulau Benan, Kabupaten Lingga.
Teripang emas, menurut dia diminati pasar internasional. Teripang di Pulau Benan sudah diekspor ke berbagai negara, seperti Jepang.
Teripang tidak hanya sebagai bahan baku untuk dikonsumsi, melainkan juga untuk obat-obatan dan kosmetik.
"Dalam waktu dekat kami akan berkunjung ke lokasi budidaya teripang di Pulau Benan. Kami berupaya membantu dan mendorong agar usaha itu maju," katanya.
Produk obat-obatan dan minyak dengan bahan baku teripang asal Malaysia dijual di pasaran Kepri. DKP berupaya mendorong agar teripang asal Kepri dikelola menjadi produk kosmetik, makanan maupun obat-obatan.
"Budidaya teripang tentu akan semakin maju bila harga jualnya cukup baik di pasaran lokal. Kami berharap ada pabrik yang mau mengelola dan memproduksi makanan, kosmetik dan obat-obatan dari teripang," ujarnya.
Ia mengemukakan sejumlah lokasi di daerah lainnya di Kepri juga dapat dikembangkan budidaya teripang. Harga teripang cukup tinggi, terutama bila diekspor.
"Kepri dengan luas perairan 96 persen, dengan jumlah pulau 1.796 pulau merupakan tempat yang layak dikembangkan teripang, ikan maupun udang," ucapnya.
Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Agung Dharma Syakti, mengatakan, pihaknya juga mendukung pengembangan budidaya teripang di Pulau Benan.
"Kami mendukung ekonomi kemaritiman agar berkembang. Kami mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas teripang," ujarnya.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau menyatakan bisnis teripang potensial berkembang di wilayah itu, meski belum banyak pengusaha yang mengembangkannya.
Kepala DKP Kepri Tengku Said Arif Fadillah di Tanjungpinang, Sabtu, mengatakan, budidaya teripang yang menonjol di Kepri berada di Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan, dan Pulau Benan, Kabupaten Lingga.
Teripang emas, menurut dia diminati pasar internasional. Teripang di Pulau Benan sudah diekspor ke berbagai negara, seperti Jepang.
Teripang tidak hanya sebagai bahan baku untuk dikonsumsi, melainkan juga untuk obat-obatan dan kosmetik.
"Dalam waktu dekat kami akan berkunjung ke lokasi budidaya teripang di Pulau Benan. Kami berupaya membantu dan mendorong agar usaha itu maju," katanya.
Produk obat-obatan dan minyak dengan bahan baku teripang asal Malaysia dijual di pasaran Kepri. DKP berupaya mendorong agar teripang asal Kepri dikelola menjadi produk kosmetik, makanan maupun obat-obatan.
"Budidaya teripang tentu akan semakin maju bila harga jualnya cukup baik di pasaran lokal. Kami berharap ada pabrik yang mau mengelola dan memproduksi makanan, kosmetik dan obat-obatan dari teripang," ujarnya.
Ia mengemukakan sejumlah lokasi di daerah lainnya di Kepri juga dapat dikembangkan budidaya teripang. Harga teripang cukup tinggi, terutama bila diekspor.
"Kepri dengan luas perairan 96 persen, dengan jumlah pulau 1.796 pulau merupakan tempat yang layak dikembangkan teripang, ikan maupun udang," ucapnya.
Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Agung Dharma Syakti, mengatakan, pihaknya juga mendukung pengembangan budidaya teripang di Pulau Benan.
"Kami mendukung ekonomi kemaritiman agar berkembang. Kami mendorong penggunaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas teripang," ujarnya.