Tanjungpinang (ANTARA) - Mahasiswa yang terpilih melaksanakan program Kampus Mengajar, yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperoleh uang saku dan bebas Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama satu semester.

Salah satu mahasiswa yang ikut dalam program Kampus Mengajar, Reyke Mayang Safitri, di Tanjungpinang, Jumat, 
mengatakan, banyak pengalaman yang diperoleh selama mengikuti program nasional itu. Program ini mulai dilaksanakan 2 Agustus-18 Desember 2021.

Reyke ditugaskan mengajar di SDN 016 Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang. Program Kampus Mengajar memberikan pengalaman kepada pesertanya, selain pengalaman mengajar di sekolah penempatan, juga pengalaman sosialisasi dengan lingkungan baru.

Manfaat lainnya, program itu memotivasi para mahasiswa agar memberikan sumbangsih bagi sekolah secara maksimal melalui peningkatan literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi. 

"Banyak manfaat, konversi kegiatan yang diikuti sebanyak 20 SKS, serta mendapatkan sertifikat," katanya, yang juga mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Muhammad Fikrie Ramadon, rekan satu kampus Reyke juga mengikuti program Kampus Mengajar. Ia ditugaskan di-SD Pelita Nusantara, salah satu sekolah swasta populer di Tanjungpinang.

Menurut dia, Kampus Mengajar menjadi lahan pengabdian untuk mengembangkan soft skill yaitu kepemimpinan, problem solving,  kreativitas, dan kemampuan interpersonal. Program ini menjadi kesempatan saya untuk mengaktualisasikan kemampuan, keinginan dan hobi mahasiswa.

"Kami membantu guru di dalam menyelenggarakan pendidikan di masa pandemi bagi anak di sekolah yang saat ini belajar dari rumah secara daring," tuturnya.

Keuntungan lainnya mengikuti program Kampus Mengajar yaitu konversi 20 SKS per semester, serta adanya pemotongan UKT hingga Rp2,4 juta, dan mendapatkan uang saku Rp1,2 juta/bulan. 

Program Kampus Mengajar ini memberikan suatu pengalaman yang sangat besar kepada pesertanya selain pengalaman mengajar dan membantu administrasi di sekolah penempatan, Melalui peningkatan literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi. 

"Saya bersama rekan saya juga dapat membantu dalam mensosialisasikan produk pembelajaran Kemendikbudristek meliputi kurikulum darurat, modul pembelajaran, AKSI, portal rumah belajar, dan lain-lain," ucapnya.

Hal senada dikatakan Nuratikah Dwimawarni, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UMRAH, yang mendapatkan kesempatan mengikuti program Kampus Mengajar. Ia ditugaskan di-SDN 006 Kecamatan Bukit Bestari, Tanjungpinang.

Kampus Mengajar merupakan salah satu program dari Kampus Merdeka, yang  bertujuan mendorong mahasiswa agar menguasai berbagai keilmuan untuk memasukkan dunia kerja. 

"Kampus Mengajar merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang mengajak mahasiswa di Indonesia untuk menjadi guru dan mengajar siswa-siswa Sekolah Dasar (SD) di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar)," katanya. 

Nuratika yang mendapatkan beasiswa Bidikmisi, juga merasa bersyukur memperoleh uang satu sebesar Rp700.000/bulan dari program Kampus Mengajar.

"Dari semester 4 saya sudah tertarik dengan program ini karena dapat menambah pengalaman saya, dan dapat berkontribusi secara langsung dalam meningkatkan pendidikan, khususnya di daerah saya," katanya.
 

Pewarta : Nikolas Panama
Editor : Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024