Tanjungpinang (ANTARA) - Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepulauan Riau (LAM Kepri) mengumumkan pergantian logo hiasan tanjak kebesaran yang secara resmi diputuskan penggunaannya sejak tanggal 25 Mei 2022.

"Keputusan ini telah melalui proses yang panjang, hingga akhirnya diplenokan bersama LAM seluruh kabupaten/kota se Kepri," kata Ketua LAM Kepri Abdul Razak dalam konferensi pers di Tanjungpinang, Jumat.

Abdul Razak menyebut alasan pergantian logo hiasan tanjak tersebut, dikarenakan logo sebelumnya sering dipakai di tanjak kebesaran Datok maupun Sultan di Malaysia pada saat acara-acara resmi kerajaan.

Baca juga:
Gubernur Kepri: Hak agraria warga pesisir belum terpenuhi

DPRD Kota Batam temukan 15 TKA asal Tiongkok bekerja tanpa izin

Oleh karena itu, untuk memberikan kesan khusus terhadap hiasan tanjak kebesaran LAM Kepri, maka lembaga ini membentuk satu tim khusus untuk merumuskan lalu menghasilkan logo baru tersebut.

"Logo baru hiasan tanjak ini juga demi menjaga marwah LAM Kepri," ucap Abdul Razak.

Ia menyebut seluruh anggota kebesaran LAM provinsi sampai kabupaten/kota, termasuk kepala daerah akan menggunakan logo hiasan tanjak baru tersebut.

Adapun tanjak atau topi khas Melayu kebesaran LAM Kepri ialah "Tanjak Dendam Tak Sudah".

"Ini hanya berlaku bagi pengurus LAM dan kepala daerah. Sementara masyarakat umum, bebas gunakan logo hiasan tanjak yang lain," ujar dia.

Baca juga:
Ketua PKK Natuna mendorong percepatan imunisasi anak

Wisman banyak berkunjung, pariwisata Batam mulai bangkit

Sementara itu, salah seorang dari tim perumus yang juga pengurus LAM Kepri Teja Alhabd menyebut logo hiasan tanjak yang baru ini dibuat berdasarkan referensi hiasan tanjak yang digunakan Sultan Riau Lingga terakhir, Sultan Abdurrahman Muzzamshah II, yang direka suai untuk digunakan sebagai hiasan kepala kebesaran LAM Kepri.

Ia menyebut logo hiasan tanjak baru tersebut melambangkan anak bulan bertatahkan permata dengan bintang pecah 5 sebagai lambang Melayu Adat Bersendikan Syarak dan juga sebagai Lambang dari Pancasila.

"Perubahan batu permata dari zircon biasa ke zircon yang kualitas perhiasan isa dikromat tanpa lepas batu, sebab penggunaan jangka panjang," ucap Teja Alhabd.

 


Pewarta : Ogen
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024