Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah menyatakan sebagian Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tenggelam di Perairan Nongsa, Kota Batam, merupakan warga Lombok.

Karena itu, gubernur menyampaikan keprihatinan terhadap insiden kapal yang ditumpangi para PMI itu. Musibah yang terjadi ini diharapkannya bisa menjadi pembelajaran berharga ke depan.

"Tentu kita sangat prihatin dengan adanya musibah kapal tenggelam yang menyebabkan korban jiwa dari TKI kita," kata Gubernur Zulkieflimansyah di Mataram, Senin.

Sejauh ini, kata dia Pemprov NTB sudah melakukan berbagai upaya agar masyarakat yang hendak bekerja di luar negeri, seperti Malaysia melalui jalur resmi sehingga bisa terjamin keamanan dan keselamatan kerja.

"Sudah banyak upaya dari kami agar para PMI menggunakan jalur yang formal dan legal agar kesehatan dan keselamatannya lebih terjamin.
Mudah-mudahan kita semakin sadar untuk lebih baik menggunakan jalur yang resmi dan legal. Kita dorong agar PMI kita pakai jalur resmi," katanya.

Diketahui, kapal pengangkut 30 PMI ilegal dan 23 di antaranya berasal dari NTB dengan tujuan Malaysia mengalami kecelakaan di perairan laut Pulau Putri Batam, Kepulauan Riau, Kamis (16/6), sekitar pukul 19.30 WIB.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi mengatakan PMI asal Provinsi NTB yang berhasil diselamatkan antara lain enam orang dari Lombok Timur, lima orang dari Lombok Tengah, dua orang dari Lombok Barat.

Aryadi mengatakan, dari 23 TKI yang selamat satu diantaranya perempuan. Sementara satu TKI bernama Amat, terpaksa dilarikan ke RS Budi Kemuliaan, Kota Batam untuk dirawat intensif, lantaran sempat tenggelam dan kebanyakan minum air laut.

"Untuk sementara unsur SAR masih melaksanakan pencarian di lokasi kejadian dan dilaksanakan pendalaman," katanya.

Pencarian tujuh orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) tujuan Malaysia, korban kapal karam di perairan Nongsa, Batam dihentikan sementara akibat cuaca buruk.
 
“Pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIB kami sudah sempat bergerak, namun satu jam kemudian cuaca tiba-tiba hujan deras jadi terpaksa pergerakan dihentikan sementara,” ujar Kepala Kantor SAR Tanjung Pinang, Slamet Riyadi.
 
Slamet mengatakan, saat ini pihaknya bersama Tim TNI Polri masih bersiaga di posko di sekitar pantai dekat lokasi tenggelamnya tujuh PMI tersebut.
 
“Kapal masih kami sandarkan karena arus kencang, cuaca buruk dan air surut. Pergerakan akan kami informasikan kembali,” katanya.

Pencarian tujuh PMI tujuan Malaysia, yang kapalnya karam di perairan Nongsa, Batam ini sudah dilakukan selama empat hari dan belum membuahkan hasil.
 
“Sampai saat ini hasil pencarian masih belum ada yang ditemukan,” ungkapnya



 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur NTB prihatin kecelakaan kapal PMI di perairan Batam

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Nikolas Panama
Copyright © ANTARA 2024