Batam (ANTARA) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Batam, Kepulauan Riau, meningkatkan pengawasan di pintu masuk internasional yang ada di Kota Batam seiring dengan temuan 11 kasus cacar monyet di Singapura.
Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi KKP Kelas I Batam, dr. Romer Simanungkalit menyatakan akan memantau melalui suhu dan gejala pada tubuh pendatang yang masuk ke Kota Batam.
"Sama seperti kasus lainnya. Karena kami juga tidak ada alat khusus untuk mendeteksi cacar monyet ini. Kita perlu antisipasi dan meningkatkan pengawasan karena kita merupakan pintu masuk bagi orang asing," kata dia di Batam, Rabu (3/8).
Hingga saat ini pihaknya bersama dengan Dinas Kesehatan serta Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam akan membuat mekanisme jika ditemukan kasus cacar monyet di Kota Batam, khususnya pelabuhan internasional.
Baca juga:Baca juga:
Batam terapkan PPKM Level 1 hingga 5 September
Tingkat kesembuhan dari COVID-19 di Batam capai 96,92 persen
Saat ini di Singapura sudah ada temuan 11 kasus cacar monyet.
"Kita tidak bisa membatasi orang masuk. Dan itu tidak diperbolehkan, yang bisa terdeteksi nanti kemungkinan probable, karena kalau suspek pasti sudah tidak diperbolehkan melakukan perjalanan oleh otoritas Singapura. Karena mereka pasti lebih ketat," kata dr. Romer.
Berdasarkan petunjuk teknis penanganan kasus cacar monyet akan dikarantina hingga 21 hari.
Jika terdapat kasus cacar monyet di pelabuhan internasional, maka pihak KKP akan berkoordinasi dengan Dinkes Batam, serta rumah sakit rujukan yaitu RS Badan Pengusahaan (BP) Batam dan RSUD Embung Fatimah.*
Baca juga:
Kunjungan wisman ke Batam pada Juni 2022 meningkat 136,69 persen
Jamaah haji Riau jalani pemeriksaan kesehatan di SSK II
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 11 kasus cacar monyet di Singapura, KKP Batam tingkatkan pengawasan
Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi KKP Kelas I Batam, dr. Romer Simanungkalit menyatakan akan memantau melalui suhu dan gejala pada tubuh pendatang yang masuk ke Kota Batam.
"Sama seperti kasus lainnya. Karena kami juga tidak ada alat khusus untuk mendeteksi cacar monyet ini. Kita perlu antisipasi dan meningkatkan pengawasan karena kita merupakan pintu masuk bagi orang asing," kata dia di Batam, Rabu (3/8).
Hingga saat ini pihaknya bersama dengan Dinas Kesehatan serta Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam akan membuat mekanisme jika ditemukan kasus cacar monyet di Kota Batam, khususnya pelabuhan internasional.
Baca juga:Baca juga:
Batam terapkan PPKM Level 1 hingga 5 September
Tingkat kesembuhan dari COVID-19 di Batam capai 96,92 persen
Saat ini di Singapura sudah ada temuan 11 kasus cacar monyet.
"Kita tidak bisa membatasi orang masuk. Dan itu tidak diperbolehkan, yang bisa terdeteksi nanti kemungkinan probable, karena kalau suspek pasti sudah tidak diperbolehkan melakukan perjalanan oleh otoritas Singapura. Karena mereka pasti lebih ketat," kata dr. Romer.
Berdasarkan petunjuk teknis penanganan kasus cacar monyet akan dikarantina hingga 21 hari.
Jika terdapat kasus cacar monyet di pelabuhan internasional, maka pihak KKP akan berkoordinasi dengan Dinkes Batam, serta rumah sakit rujukan yaitu RS Badan Pengusahaan (BP) Batam dan RSUD Embung Fatimah.*
Baca juga:
Kunjungan wisman ke Batam pada Juni 2022 meningkat 136,69 persen
Jamaah haji Riau jalani pemeriksaan kesehatan di SSK II
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 11 kasus cacar monyet di Singapura, KKP Batam tingkatkan pengawasan