Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, menyiapkan dua rumah sakit rujukan untuk menangani kasus cacar monyet di daerah setempat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Batam, Melda Sari di Batam, Rabu, mengatakan saat ini Pemkot Batam merencanakan langkah antisipasi yang bisa dilakukan.
Dua langkah tersebut yaitu mengeluarkan surat edaran terkait antisipasi cacar monyet serta menyiapkan dua rumah sakit rujukan untuk menangani kasus cacar monyet hingga membentuk tim khusus yang akan melaporkan perkembangan kasus tersebut.
Baca juga:
11 kasus cacar monyet di Singapura, KKP Batam tingkatkan pengawasan di pintu masuk internasional
Tingkat kesembuhan dari COVID-19 di Batam capai 96,92 persen
"Pemerintah Kota Batam memilih Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah untuk rujukan. Tentunya harapan kita bersama virus ini tidak sampai masuk ke Batam. Hanya saja karena di negara tetangga yaitu Singapura sudah ditemukan, dan Batam merupakan pintu masuk, perlu sekali dilakukan tindakan pencegahan," kata dia.
Lebih lanjut, Melda menyampaikan dengan merebaknya kasus ini, pihak rumah sakit dan puskesmas diminta aktif mendeteksi dini adanya ciri-ciri cacar monyet pada pasien.
Ia menyebutkan pada 27 Juli 2022 RS Elizabeth Batam Kota melaporkan satu kasus dengan ciri-ciri menyerupai cacar monyet.
Pihak Dinkes Kota Batam langsung melakukan pengecekan ke lapangan untuk segera dilakukan pengambilan sampel dan memeriksa kontak erat pasien.
"Ada delapan kontak erat yang diperiksa. Petugas juga menanyai riwayat perjalan pasien, dan ternyata dia tidak melakukan perjalan keluar negeri. Alhamdulillah hasil sampel baru kelar siang ini, dan hasilnya negatif," kata Melda.
Baca juga:
Batam terapkan PPKM Level 1 hingga 5 September
Kunjungan wisman ke Batam pada Juni 2022 meningkat 136,69 persen
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam, Budi Santosa mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu bantuan alat berupa "reagent" yang bisa mendeteksi virus cacar monyet dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kami berharap dan mendorong pusat menyegerakan bantuan alat ini. Namun begitu BTKLPP sejatinya sudah siap saja. Karena nanti kalau ada sampel pasti kami tetap akan kirim ke pusat. Seperti diketahui saat ini untuk cacar monyet kita siaga satu," kata dia.
Ia menyampaikan BTKLPP akan memfasilitasi untuk pemeriksaan sampel seperti kasus yang terjadi pada pasien RS Elizabeth Batam Kota beberapa hari lalu.
Budi mengungkapkan sampel langsung dikirim ke pusat untuk pemeriksaan.
"Bersyukur hasilnya negatif. Pasien bukan merupakan cacar monyet," demikian Budi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkot Batam siapkan dua rumah sakit rujukan cacar monyet
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Batam, Melda Sari di Batam, Rabu, mengatakan saat ini Pemkot Batam merencanakan langkah antisipasi yang bisa dilakukan.
Dua langkah tersebut yaitu mengeluarkan surat edaran terkait antisipasi cacar monyet serta menyiapkan dua rumah sakit rujukan untuk menangani kasus cacar monyet hingga membentuk tim khusus yang akan melaporkan perkembangan kasus tersebut.
Baca juga:
11 kasus cacar monyet di Singapura, KKP Batam tingkatkan pengawasan di pintu masuk internasional
Tingkat kesembuhan dari COVID-19 di Batam capai 96,92 persen
"Pemerintah Kota Batam memilih Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah untuk rujukan. Tentunya harapan kita bersama virus ini tidak sampai masuk ke Batam. Hanya saja karena di negara tetangga yaitu Singapura sudah ditemukan, dan Batam merupakan pintu masuk, perlu sekali dilakukan tindakan pencegahan," kata dia.
Lebih lanjut, Melda menyampaikan dengan merebaknya kasus ini, pihak rumah sakit dan puskesmas diminta aktif mendeteksi dini adanya ciri-ciri cacar monyet pada pasien.
Ia menyebutkan pada 27 Juli 2022 RS Elizabeth Batam Kota melaporkan satu kasus dengan ciri-ciri menyerupai cacar monyet.
Pihak Dinkes Kota Batam langsung melakukan pengecekan ke lapangan untuk segera dilakukan pengambilan sampel dan memeriksa kontak erat pasien.
"Ada delapan kontak erat yang diperiksa. Petugas juga menanyai riwayat perjalan pasien, dan ternyata dia tidak melakukan perjalan keluar negeri. Alhamdulillah hasil sampel baru kelar siang ini, dan hasilnya negatif," kata Melda.
Baca juga:
Batam terapkan PPKM Level 1 hingga 5 September
Kunjungan wisman ke Batam pada Juni 2022 meningkat 136,69 persen
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam, Budi Santosa mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu bantuan alat berupa "reagent" yang bisa mendeteksi virus cacar monyet dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kami berharap dan mendorong pusat menyegerakan bantuan alat ini. Namun begitu BTKLPP sejatinya sudah siap saja. Karena nanti kalau ada sampel pasti kami tetap akan kirim ke pusat. Seperti diketahui saat ini untuk cacar monyet kita siaga satu," kata dia.
Ia menyampaikan BTKLPP akan memfasilitasi untuk pemeriksaan sampel seperti kasus yang terjadi pada pasien RS Elizabeth Batam Kota beberapa hari lalu.
Budi mengungkapkan sampel langsung dikirim ke pusat untuk pemeriksaan.
"Bersyukur hasilnya negatif. Pasien bukan merupakan cacar monyet," demikian Budi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkot Batam siapkan dua rumah sakit rujukan cacar monyet