Jakarta (ANTARA) - Pengurus Masjid Istiqlal Jakarta menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia di Plaza Al Fattah Masjid Istiqlal yang dihadiri tokoh lintas agama pada Rabu.
"Upacara ini dilangsungkan sangat khusus dan bersejarah, karena upacara kemerdekaan Republik Indonesia pertama kalinya dihadiri oleh tokoh lintas agama di halaman salah satu rumah ibadah," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Sejumlah tokoh lintas agama hadir seperti Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Wisunu Bawa Tenaya, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Ignatius Suharyo, Ketum Perwakilan Umat Hindu Indonesia Siti Hartiati Murdaya.
Lalu, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Budi Santoso Tanuwibowo, hingga Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Gomat Gultom.
Dalam pesannya, Nasaruddin Umar mengatakan upacara bersama yang dihadiri tokoh lintas agama ini dapat menjadi salah satu kekuatan yang akan berfungsi sebagai filtrasi agama.
"Pemahaman esensi ajaran agama kita dapat serapat mungkin masih diperlukan dalam bingkai NKRI. Filter keindonesiaan perlu selalu menjadi pegangan di dalam mengembangkan ajaran agama kita masing-masing," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Masjid Istiqlal gelar upacara HUT RI lintas agama
"Upacara ini dilangsungkan sangat khusus dan bersejarah, karena upacara kemerdekaan Republik Indonesia pertama kalinya dihadiri oleh tokoh lintas agama di halaman salah satu rumah ibadah," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.
Sejumlah tokoh lintas agama hadir seperti Ketua Umum Parisada Hindu Dharma Indonesia Wisunu Bawa Tenaya, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Ignatius Suharyo, Ketum Perwakilan Umat Hindu Indonesia Siti Hartiati Murdaya.
Lalu, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia Budi Santoso Tanuwibowo, hingga Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia Gomat Gultom.
Dalam pesannya, Nasaruddin Umar mengatakan upacara bersama yang dihadiri tokoh lintas agama ini dapat menjadi salah satu kekuatan yang akan berfungsi sebagai filtrasi agama.
"Pemahaman esensi ajaran agama kita dapat serapat mungkin masih diperlukan dalam bingkai NKRI. Filter keindonesiaan perlu selalu menjadi pegangan di dalam mengembangkan ajaran agama kita masing-masing," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Masjid Istiqlal gelar upacara HUT RI lintas agama