Natuna (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna di Provinsi Kepulauan Riau mengawasi penjualan jajanan di lingkungan sekolah guna mencegah perdagangan jajanan yang bisa membahayakan keselamatan anak seperti "chiki ngebul", jajanan yang dicampur dengan nitrogen cair yang memunculkan efek asap dan dingin pada makanan.
"Dinkes ada program pengawasan makanan jajanan, yang diutamakan di kantin sekolah atau (pedagang) yang berjualan di sekitar sekolah setiap semester," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna Hikmat Aliansyah di Natuna, Senin.
Ia menambahkan, pengawasan penjualan makanan, termasuk makanan ringan dan jajanan anak, di warung dan toko di luar sekolah dilakukan oleh balai pengawas obat dan makanan.
"Sampai saat ini khusus untuk jajanan 'chiki nitrogen' belum ada ditemukan (dijual)," katanya.
Baca juga:
ABK KM Bahagia asal Karimun hilang di Perairan Natuna
Pencarian nelayan hilang di Perairan Anambas terkendala cuaca
Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna meminta puskesmas-puskesmas di wilayahnya meningkatkan pengawasan penjualan jajanan di lingkungan sekolah serta menggiatkan penyuluhan mengenai keamanan makanan.
Kepala Puskesmas Ranai Nazri mengatakan bahwa petugas puskesmas telah melakukan pemantauan dan sampai sekarang tidak menerima laporan mengenai penjualan "chiki ngebul" maupun kasus keracunan karena mengonsumsi jajanan itu.
"Pemeriksaan dan pembinaan ada di bawah puskesmas. Sampai saat ini belum ada (kasus) 'chiki nitrogen' di Ranai, semoga saja tidak ada," katanya.
Ia mengatakan bahwa puskesmas juga melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah mengenai pangan dan jajanan yang sehat dan aman.
Pengawasan penjualan jajanan anak belakangan ditingkatkan menyusul kasus keracunan pada anak-anak yang mengonsumsi "chiki ngebul" di daerah Tasikmalaya dan Bekasi di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Baca juga:
Pemkab Natuna minta mahasiswa bantu dorong pembangunan
Satu nelayan Anambas hilang saat melaut dan belum ditemukan
Distribusi BBM antarpulau di Natuna terhambat cuaca buruk
Basarnas catat 16 kecelakaan laut terjadi di Natuna sepanjang 2022
"Dinkes ada program pengawasan makanan jajanan, yang diutamakan di kantin sekolah atau (pedagang) yang berjualan di sekitar sekolah setiap semester," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna Hikmat Aliansyah di Natuna, Senin.
Ia menambahkan, pengawasan penjualan makanan, termasuk makanan ringan dan jajanan anak, di warung dan toko di luar sekolah dilakukan oleh balai pengawas obat dan makanan.
"Sampai saat ini khusus untuk jajanan 'chiki nitrogen' belum ada ditemukan (dijual)," katanya.
Baca juga:
ABK KM Bahagia asal Karimun hilang di Perairan Natuna
Pencarian nelayan hilang di Perairan Anambas terkendala cuaca
Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna meminta puskesmas-puskesmas di wilayahnya meningkatkan pengawasan penjualan jajanan di lingkungan sekolah serta menggiatkan penyuluhan mengenai keamanan makanan.
Kepala Puskesmas Ranai Nazri mengatakan bahwa petugas puskesmas telah melakukan pemantauan dan sampai sekarang tidak menerima laporan mengenai penjualan "chiki ngebul" maupun kasus keracunan karena mengonsumsi jajanan itu.
"Pemeriksaan dan pembinaan ada di bawah puskesmas. Sampai saat ini belum ada (kasus) 'chiki nitrogen' di Ranai, semoga saja tidak ada," katanya.
Ia mengatakan bahwa puskesmas juga melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah mengenai pangan dan jajanan yang sehat dan aman.
Pengawasan penjualan jajanan anak belakangan ditingkatkan menyusul kasus keracunan pada anak-anak yang mengonsumsi "chiki ngebul" di daerah Tasikmalaya dan Bekasi di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Baca juga:
Pemkab Natuna minta mahasiswa bantu dorong pembangunan
Satu nelayan Anambas hilang saat melaut dan belum ditemukan
Distribusi BBM antarpulau di Natuna terhambat cuaca buruk
Basarnas catat 16 kecelakaan laut terjadi di Natuna sepanjang 2022