Batam (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menganggarkan Rp1 miliar untuk membantu meningkatkan produktifitas pabrik sterilisasi produk untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pertama di Kepri.

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebutkan, bantuan itu guna menambah fasilitas di dalam pabrik tersebut yang harapannya agar pelaku UMKM mampu untuk menembus pasar ekspor.

“Kawasan kita ini adalah Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), maka kalau jualnya di dalam negeri pajaknya besar. Makanya yang dibidik itu pasar luar negeri, karena kawasan Free Trade Zone (FTZ), kalau di ekspor maka bebas biaya dan pasarnya sangat menjanjikan,” kata Ansar usai meninjau Pabrik Sterilisasi di Batam, Senin.

Baca juga:
BI Kepri hadirkan buku elektronik di iBI Library

BMKG umumkan peringatan dini gelombang laut di Bintan capai 3,5 meter

Pabrik sterilisasi atau pengalengan makanan yang dikelola oleh Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha itu kata dia, akan memproduksi lima jenis makanan kaleng yang nantinya akan diekspor ke Singapura, yaitu ikan gulai kari, ikan asam pedas, sambal teri tanak, ayam pecak, dan rendang jamur.

Namun dia mengingatkan, bicara ekspor tentunya bicara tentang mutu dan kualitas. Maka dari itu dia berharap pelaku UMKM ini juga serius untuk menjaga kualitas produknya.

“Jadi yang perlu dipelajari itu tidak hanya sterilisasi dan ketahanan makanannya itu saja, tapi bagaimana rasa dari produk itu tidak berubah ketika hendak diekspor,” katanya.

Selain itu, dia juga mengajak pelaku UMKM yang ada di kota/kabupaten lain untuk bergabung. Dengan catatan produk makanannya harus beragam.

Di tempat yang sama, Ketua Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha, Rachmayanti Dewi menjelaskan, kelima produk makanan kaleng itu baru dapat diproduksi setelah Nomor Izin Edar (NIE) diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).

Baca juga:
Pemkot Batam ajak generasi muda menjauhi narkoba

Dinkes Bintan minta warga waspadai ISPA serang anak-anak

"Untuk tahap awal, kami pasarkan di Batam dan Kepri dulu. Untuk pasar ekspor, kami masih membutuhkan sejumlah dokumen lain seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan ISO 22000. Ekspor akan mulai dilakukan pada Oktober 2023," kata dia.

Dia mengatakan, Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha sudah menjalin kerja sama dengan beberapa importir makanan di Singapura. Nilai ekspor dalam satu bulan diperkirakan berkisar antara Rp500 juta hingga Rp2,7 miliar.

Sedangkan untuk bahan baku produk makanan kaleng itu, mereka menjalin kerja sama dengan pemasok ikan di Kepri. Untuk saat ini pasokan ikan masih mencukupi, tetapi ada kekhawatiran lonjakan harga di masa depan.

"Untuk produk makanan kaleng, nantinya kami akan berproduksi tiga kali dalam satu minggu. Satu kali produksi kami bisa menghasilkan 400 kaleng makanan," katanya.

Baca juga:
Pemprov Kepri perketat pengawasan masuk unggas, waspada Flu Burung

Pemkot Tanjungpinang mengingatkan lembaga publik sediakan ruang main anak

Irjen KPU RI: KPU Kepri harus bersih temuan guna menuju Zona WBK

Pemkot Batam sebut pembangunan infrastruktur jadi prioritas


Pewarta : Ilham Yude Pratama
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024