Tanjungpinang (ANTARA) - Para korban banjir di Kecamatan Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau kembali ke rumahnya masing-masing setelah banjir surut.

Korban banjir dan tanah longsor yang berjumlah sekitar 50 orang itu sempat mengungsi di Kantor Camat Bukit Bestari. Namun, sejak dua hari lalu berangsur-angsur kembali ke rumahnya. Hingga Senin malam (6/3) masih ada 30 orang warga yang mengungsi di kantor tersebut.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Tanjungpinang Teguh Susanto di Tanjungpinang, Selasa, mengatakan Kantor Kecamatan Bukit Bestari dipersiapkan untuk menampung puluhan orang korban banjir dan tanah longsor di Jalan Batu Naga dan kawasan lainnya di sekitar Pulau Dompak pada Kamis-Jumat pekan lalu.

"Alhamdulillah, hari ini seluruh korban sudah kembali ke rumahnya setelah banjir mulai surut dan hujan tidak lebat," ujarnya.

Selama mengungsi di Kantor Camat Bukit Bestari, kata dia para korban mendapatkan bantuan logistik dan makanan dari pemerintah daerah dan warga. Pemkot Tanjungpinang juga menyediakan dapur umum untuk membantu warga.

"Berdasarkan instruksi wali kota, seluruh fasilitas umum yang rusak akibat banjir, angin kencang dan tanah longsor, segera diperbaiki. Kerusakan fasilitas umum di perumahan yang belum diserahkan kepada Pemkot Tanjungpinang menjadi tanggung jawab pihak pengembang perumahan," ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Tanjungpinang Rahma memerintahkan instansi terkait dan jajaran pemerintahan di tingkat kecamatan dan kelurahan agar melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir dampak bencana tersebut. Pihak kecamatan juga harus mempersiapkan kantor dan aula maupun fasilitas milik pemerintah sebagai tempat mengungsi para korban seandainya bencana itu terjadi lagi.

"Kami tidak ingin bencana itu terjadi lagi, namun kami harus mempersiapkan diri untuk menanggulangi bencana, meminimalisir dampak bencana serta membantu para korban bencana," ucapnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjungpinang mencatat 16 kawasan terjadi banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang akibat hujan deras yang mengguyur Tanjungpinang mulai dari pagi hingga petang pada Kamis - Jumat pekan lalu.

Satu unit kendaraan roda empat mengalami kerusakan berat akibat tertimpa pohon tumbang di Jalan Engku Puteri. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kejadian tersebut menyebabkan matinya aliran listrik di area sekitarnya selama beberapa jam.

Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Tanjungpinang Hayu Nur Mahron memprediksi cuaca buruk yang terjadi di Pulau Bintan (Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan) disebabkan fenomena Borneo Vortex yaitu pusaran angin yang memiliki radius putaran pada skala puluhan hingga ratusan kilometer.

Gangguan sirkulasi atmosfer berupa Borneo Vortex di sekitar Selat Karimata dan Laut Natuna menyebabkan belokan angin dan perlambatan massa udara di Pulau Bintan dan Pulau Serasan, Natuna. Kondisi itu menimbulkan dampak berupa curah hujan dengan intensitas tinggi, lama dan merata.

Kondisi itu pula diperparah dengan adanya Gelombang Ekuatorial Rossby dan Kelvin yang aktif di sekitar wilayah tersebut sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif penghasil hujan lebat.

Dalam sepekan ke depan kondisi cuaca cenderung berawan hingga berawan tebal dan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang yang bersifat lokal atau tidak merata dan berlangsung singkat. Gelombang laut di Perairan Pulau Bintan mencapai 2,5 meter.*



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Puluhan orang korban banjir di Tanjungpinang kembali ke rumahnya

Pewarta : Nikolas Panama
Editor : Fery Heriyanto
Copyright © ANTARA 2025