Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Kepala Basarnas RI Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mengatakan operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau segera dihentikan.
"Sekarang sedang berlangsung operasi pencarian pekan kedua di sana (Natuna). Mungkin tahap akhir, setelah ini, kami usulkan kepada pemerintah (operasi pencarian) untuk dihentikan," kata dia di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Selasa.
Menurut dia, penghentian operasi pencarian korban dilakukan atas pertimbangan kondisi di lapangan tidak memungkinkan lagi setelah dua kali diperpanjang, yakni 7-9 Maret dan 9-14 Maret.
"Disana bukan tanah longsor tapi mirip banjir lumpur, sehingga rumah-rumah warga tertimbun batu, sehingga susah mencari sisa korbannya," kata dia.
Baca juga:
Lanud RSA tabur garam di langit Pulau Serasan
Bencana longsor Serasan: Satu dari 48 korban belum teridentifikasi
Berdasarkan laporan dari BNPB Sebanyak 54 orang warga setempat dilaporkan hilang setelah terjadi tanah longsor yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi hampir mencapai 1.000 mm.
Dari jumlah tersebut ada sebanyak 46 orang warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, hingga Minggu (12/3), sementara delapan orang di antaranya belum ditemukan sampai saat ini.
Sebelumnya, ratusan warga Serasan meninggalkan Pulau Serasan menggunakan KM Bukit Raya pada Senin (13/3) dini hari menuju Pulau Natuna besar dan Tanjungpinang.
Baca juga:
Data pengungsi bencana longsor di Natuna bertambah
Korban longsor Natuna tertimbun saat membersihkan lumpur
Sementara total pengungsi yang masih berada di Pulau Serasan berjumlah 2.835 orang, diantaranya pengungsian di PLBN Serasan 340 orang, pengungsian Pelimpak 463 orang, pengungsian Kampung Hilir 63 orang, pengungsian Batu Berian 45 orang, pengungsian Desa Payak 552 orang, pengungsian Tanjung Setelung 256 orang, pengungsian SMA Negeri 1 Serasan 238 orang, pengungsian Air Nusa 389 orang, pengungsian Jermalik 50 orang, pengungsiang Arung Ayam 196 orang, pengungsian Air Ringau 243 orang.
Padahal sebelumnya, Bupati Natuna, Wan Siswandi pada kegiatan Sosialisasi Mitigasi bencana Minggu (12/3) telah menyampaikan agar warga tidak khawatir selama tidak ada hujan tiga hari berturut turut maka tidak ada potensi longsor.
"Cuaca sudah bagus, kalau ada yang mau pulang ke rumah masing masing silakan, selama tidak ada hujan, masih aman," kata Wan Siswandi.
Baca juga:
Korban tewas akibat longsor Natuna terus bertambah
Longsor masih mengancam di Pulau Serasan Natuna
BNPB sebut longsor Natuna merupakan yang terburuk sepanjang sejarah di Indonesia
Koarmada I kerahkan kapal perang kirim bansos ke Serasan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pencarian korban longsor di Natuna segera dihentikan
"Sekarang sedang berlangsung operasi pencarian pekan kedua di sana (Natuna). Mungkin tahap akhir, setelah ini, kami usulkan kepada pemerintah (operasi pencarian) untuk dihentikan," kata dia di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Selasa.
Menurut dia, penghentian operasi pencarian korban dilakukan atas pertimbangan kondisi di lapangan tidak memungkinkan lagi setelah dua kali diperpanjang, yakni 7-9 Maret dan 9-14 Maret.
"Disana bukan tanah longsor tapi mirip banjir lumpur, sehingga rumah-rumah warga tertimbun batu, sehingga susah mencari sisa korbannya," kata dia.
Baca juga:
Lanud RSA tabur garam di langit Pulau Serasan
Bencana longsor Serasan: Satu dari 48 korban belum teridentifikasi
Berdasarkan laporan dari BNPB Sebanyak 54 orang warga setempat dilaporkan hilang setelah terjadi tanah longsor yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi hampir mencapai 1.000 mm.
Dari jumlah tersebut ada sebanyak 46 orang warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, hingga Minggu (12/3), sementara delapan orang di antaranya belum ditemukan sampai saat ini.
Sebelumnya, ratusan warga Serasan meninggalkan Pulau Serasan menggunakan KM Bukit Raya pada Senin (13/3) dini hari menuju Pulau Natuna besar dan Tanjungpinang.
Baca juga:
Data pengungsi bencana longsor di Natuna bertambah
Korban longsor Natuna tertimbun saat membersihkan lumpur
Sementara total pengungsi yang masih berada di Pulau Serasan berjumlah 2.835 orang, diantaranya pengungsian di PLBN Serasan 340 orang, pengungsian Pelimpak 463 orang, pengungsian Kampung Hilir 63 orang, pengungsian Batu Berian 45 orang, pengungsian Desa Payak 552 orang, pengungsian Tanjung Setelung 256 orang, pengungsian SMA Negeri 1 Serasan 238 orang, pengungsian Air Nusa 389 orang, pengungsian Jermalik 50 orang, pengungsiang Arung Ayam 196 orang, pengungsian Air Ringau 243 orang.
Padahal sebelumnya, Bupati Natuna, Wan Siswandi pada kegiatan Sosialisasi Mitigasi bencana Minggu (12/3) telah menyampaikan agar warga tidak khawatir selama tidak ada hujan tiga hari berturut turut maka tidak ada potensi longsor.
"Cuaca sudah bagus, kalau ada yang mau pulang ke rumah masing masing silakan, selama tidak ada hujan, masih aman," kata Wan Siswandi.
Baca juga:
Korban tewas akibat longsor Natuna terus bertambah
Longsor masih mengancam di Pulau Serasan Natuna
BNPB sebut longsor Natuna merupakan yang terburuk sepanjang sejarah di Indonesia
Koarmada I kerahkan kapal perang kirim bansos ke Serasan
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pencarian korban longsor di Natuna segera dihentikan