Batam (ANTARA News) - Perusahaan galangan kapal internasional Drydocks World Groups (DDWG) mulai melunasi utang kepada perusahaan subkontraktor.
"Drydocks sudah mulai membayar. Beberapa perusahaan sudah dibayar lunas," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Rudi Sakyakirti, di Batam.
Namun, kata dia melanjutkan, memang belum semua utang kepada sekitar 30 perusahaan subkontraktor yang dilunasi, baru beberapa saja.
Sesuai komitmen kepada perusahaan subkontraktor yang tertuang dalam surat kesepakatan, Drydocks World Group melunasi seluruh utang sebelum 30 April 2011.
"Sekarang masih tanggal 29, jadi DDWG masih punya melunasi seluruh utang," kata dia.
Rudi menilai DDWG memenuhi komitmen pembayaran utang.
Sementara itu, pengelola perusahaan subkontraktor 23 Technologies Bilka Mandiri, Frans Tiwow, meragukan komitmen DDWG.
"Buktinya saya belum dibayar sepersen pun," kata dia.
Ia mengatakan DDWG tidak memenuhi komitmen membayar 10 persen utang pada 28 Februari 2011 kepada perusahaannya.
"Mungkin karena saya perusahaan keil, makanya tidak dibayar," kata dia.
Meski begitu, ia mengakui DDWG membayar 10 persen utang kepada perusahaan lain.
Frans meminta DDWG tidak pandang bulu dan membayar seluruh utang kepada semua perusahaan subkontraktor.
Drydocks Grup yang beroperasi di Batam menunggak pembayaran pekerjaan yang sudah diselesaikan subkontraktor pada 2010.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Ricky Indrakari, memperkirakan jumlah utang DDWG mencapai Rp100 miliar.
Dalam mediasi yang dilakukan DPRD, manajemen DDWG berjanji membayar utang dalam dua termin yaitu 10 persen sebelum 28 Februari 2011 dan melunasi seluruhnya paling lambat 30 April 2011.
Pada 28 Februari 2011, DDWG sudah menjalankan komitmennya membayar 10 persen dari total utang kepada sekitar 30 subkontraktor.
(ANT.YJN/A027/Btm3)
"Drydocks sudah mulai membayar. Beberapa perusahaan sudah dibayar lunas," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Rudi Sakyakirti, di Batam.
Namun, kata dia melanjutkan, memang belum semua utang kepada sekitar 30 perusahaan subkontraktor yang dilunasi, baru beberapa saja.
Sesuai komitmen kepada perusahaan subkontraktor yang tertuang dalam surat kesepakatan, Drydocks World Group melunasi seluruh utang sebelum 30 April 2011.
"Sekarang masih tanggal 29, jadi DDWG masih punya melunasi seluruh utang," kata dia.
Rudi menilai DDWG memenuhi komitmen pembayaran utang.
Sementara itu, pengelola perusahaan subkontraktor 23 Technologies Bilka Mandiri, Frans Tiwow, meragukan komitmen DDWG.
"Buktinya saya belum dibayar sepersen pun," kata dia.
Ia mengatakan DDWG tidak memenuhi komitmen membayar 10 persen utang pada 28 Februari 2011 kepada perusahaannya.
"Mungkin karena saya perusahaan keil, makanya tidak dibayar," kata dia.
Meski begitu, ia mengakui DDWG membayar 10 persen utang kepada perusahaan lain.
Frans meminta DDWG tidak pandang bulu dan membayar seluruh utang kepada semua perusahaan subkontraktor.
Drydocks Grup yang beroperasi di Batam menunggak pembayaran pekerjaan yang sudah diselesaikan subkontraktor pada 2010.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Ricky Indrakari, memperkirakan jumlah utang DDWG mencapai Rp100 miliar.
Dalam mediasi yang dilakukan DPRD, manajemen DDWG berjanji membayar utang dalam dua termin yaitu 10 persen sebelum 28 Februari 2011 dan melunasi seluruhnya paling lambat 30 April 2011.
Pada 28 Februari 2011, DDWG sudah menjalankan komitmennya membayar 10 persen dari total utang kepada sekitar 30 subkontraktor.
(ANT.YJN/A027/Btm3)