Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) bersama Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) mengajak petani milenial di daerah itu menciptakan pertanian modern yang produktif dan berkelanjutan.
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus, mengatakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.
"Petani milenial termasuk salah satu variabel hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2023 tahap I yang dilakukan BPS," kata Darwis di Tanjungpinang, Jumat.
Ia menyebutkan dari hasil sensus pertanian itu, total petani milenial di Kepri saat ini sebanyak 18.616 orang, yang tersebar di tujuh kabupaten/kota setempat.
Dari jumlah tersebut, kata dia, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 14.111 orang. Sedangkan petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 29 orang.
"Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan/atau penggunaan kecerdasan buatan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Pemprov Kepri, Rika Azmi, mengapresiasi hasil pencacahan sensus pertanian 2023 tahap I yang disampaikan BPS setempat.
Menurutnya, informasi tersebut tentu akan menjadi landasan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan, khususnya di bidang pertanian.
"Terutama terkait keberadaan petani milenial di Kepri, ini merupakan informasi yang sangat berharga bagi kami," ujarnya.
Ia juga mengaku tertarik dengan digitalisasi petani milenial, karena lahan pertanian di Kepri yang terbatas dan tidak terlalu subur, sehingga penerapan teknologi digital sangat diperlukan untuk mengembangkan sektor pertanian.
Apalagi Pemprov Kepri mulai tahun 2024 bakal fokus mengembangkan sektor pertanian terpadu, sesuai dengan potensi yang ada di masing-masing kabupaten/kota se-Kepri.
"Tiap-tiap kabupaten/kota sudah mengalokasikan lahan untuk sektor pertanian, makanya kita dorong keterlibatan petani milenial dengan perkembangan teknologi terkini, diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian dalam daerah," demikian Rika Azmi.
Baca juga:
Kebutuhan cabai di Kepri per bulan capai 700 ton
Dishub Kepri terima surat edaran soal waspada COVID-19
Dishub Kepri siapkan 14 unit kapal roro sambut Natal 2023
Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus, mengatakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman Gerakan Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, petani milenial merupakan petani berusia 19 tahun sampai 39 tahun, dan/atau petani yang adaptif terhadap teknologi digital.
"Petani milenial termasuk salah satu variabel hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2023 tahap I yang dilakukan BPS," kata Darwis di Tanjungpinang, Jumat.
Ia menyebutkan dari hasil sensus pertanian itu, total petani milenial di Kepri saat ini sebanyak 18.616 orang, yang tersebar di tujuh kabupaten/kota setempat.
Dari jumlah tersebut, kata dia, petani yang berumur lebih dari 39 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 14.111 orang. Sedangkan petani yang berumur kurang dari 19 tahun dan menggunakan teknologi digital sebanyak 29 orang.
"Teknologi digital mencakup penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern, penggunaan internet/telepon pintar/teknologi informasi, penggunaan drone, dan/atau penggunaan kecerdasan buatan," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Hewan (DKP2KH) Pemprov Kepri, Rika Azmi, mengapresiasi hasil pencacahan sensus pertanian 2023 tahap I yang disampaikan BPS setempat.
Menurutnya, informasi tersebut tentu akan menjadi landasan pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan, khususnya di bidang pertanian.
"Terutama terkait keberadaan petani milenial di Kepri, ini merupakan informasi yang sangat berharga bagi kami," ujarnya.
Ia juga mengaku tertarik dengan digitalisasi petani milenial, karena lahan pertanian di Kepri yang terbatas dan tidak terlalu subur, sehingga penerapan teknologi digital sangat diperlukan untuk mengembangkan sektor pertanian.
Apalagi Pemprov Kepri mulai tahun 2024 bakal fokus mengembangkan sektor pertanian terpadu, sesuai dengan potensi yang ada di masing-masing kabupaten/kota se-Kepri.
"Tiap-tiap kabupaten/kota sudah mengalokasikan lahan untuk sektor pertanian, makanya kita dorong keterlibatan petani milenial dengan perkembangan teknologi terkini, diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian dalam daerah," demikian Rika Azmi.
Baca juga:
Kebutuhan cabai di Kepri per bulan capai 700 ton
Dishub Kepri terima surat edaran soal waspada COVID-19
Dishub Kepri siapkan 14 unit kapal roro sambut Natal 2023