Jakarta (ANTARA) - Sejumlah korban erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara dilaporkan menderita gangguan pencernaan hingga buang air besar (BAB) bercampur darah akibat asupan menu makanan tak seimbang selama berada di tempat pengungsian.

Kondisi tersebut diungkapkan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) VIII Manado Laksamana TNI Nouldy J Tangka dalam rapat koordinasi Penanganan Bencana Erupsi Gunung Ruang yang diikuti secara daring dari Jakarta, Kamis.

“Kami melihat banyak korban dari Tagulandang yang mengalaminya hingga BAB berdarah,” kata dia.

Menurut dia, asupan makanan tak seimbang yakni kekurangan asupan makanan mengandung serat seperti sayur dan buah-buahan segar menjadi salah satu hal yang mempengaruhi gangguan pencernaan itu.

Laporan dari petugas TNI di lapangan mengungkapkan bahwa selama dua pekan diberlakukan masa tanggap darurat menu makan dari dapur umum berupa nasi, mie intan dan telur ayam.

Kondisi tersebut, kata dia, turut berkontribusi membuat tak sedikit korban yang sakit harus dievakuasi oleh personel TNI untuk mendapat penanganan medis salah satunya ke daerah Bitung.

“Selain memasok air mineral menggunakan KRI Kakap, kami juga telah berusaha membantu menyalurkan sayuran tapi sayang jumlah yang ada memang terbatas,” kata dia.

Merespons kondisi tersebut maka Kepala BNPB Suharyanto yang memimpin rapat koordinasi memastikan semua kebutuhan pokok bagi para korban dan petugas gabungan terpenuhi termasuk makanan berupa sayur dan buah selama masa tanggap darurat.

BNPB  telah menyiapkan tim untuk mendapatkan sayur dan buah sekaligus armada kapal untuk mengangkut bahan makanan tersebut ke setiap tempat pengungsian selama pesawat udara masih belum bisa beroperasi.

 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Korban erupsi Gunung Ruang BAB berdarah akibat menu makan tak seimbang

Pewarta : M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2024