Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Misni menyampaikan capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di daerah itu menunjukkan tren peningkatan sejak 2021 hingga 2023.
"IKLH Kepri sejak tahun 2021 sampai dengan 2023, terus meningkat secara berturut-turut, yaitu 69,47, lalu 74,13 dan 74,26," kata Misni di Tanjungpinang, Jumat.
Misni menyebut bahwa IKLH menggambarkan kondisi aktual lingkungan di Kepri dan merupakan instrumen keberhasilan pemerintah dalam mengelola dan mengendalikan pencemaran serta kerusakan lingkungan.
Menurutny, IKLH di Kepri menggabungkan beberapa parameter, seperti kualitas air, penambahan luas ruang terbuka hijau hingga pengelolaan sampah.
"IKLH salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) pada RPJMD Provinsi Kepri 2021-2026," ujar Misni.
Misni menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Kepri terus menerus berupaya meningkatkan IKLH.
IKLH menjadi indikator kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mendukung proses pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Adapun upaya yang telah dilakukan, antara lain peningkatan kualitas air laut yang tidak terlepas dengan adanya implementasi kebijakan dalam rehabilitasi dan restorasi pesisir, seperti penanaman mangrove, partisipasi masyarakat dalam pengolahan pesisir dan laut, perbaikan di hulu.
Kemudian, penambahan luas ruang terbuka hijau di wilayah Kepri, seperti di kawasan pemukiman dan taman kota, baik dalam bentuk taman lingkungan, penghijauan pekarangan, maupun pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan.
Selanjutnya, pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran lingkungan yang dilakukan bersama pemerintah daerah, pemangku kepentingan dan masyarakat.
"IKLH akan terus disempurnakan kualitasnya agar dapat mencapai indeks lingkungan hidup yang ideal dan mendekati kondisi realitas di lapangan," kata Misni.
"IKLH Kepri sejak tahun 2021 sampai dengan 2023, terus meningkat secara berturut-turut, yaitu 69,47, lalu 74,13 dan 74,26," kata Misni di Tanjungpinang, Jumat.
Misni menyebut bahwa IKLH menggambarkan kondisi aktual lingkungan di Kepri dan merupakan instrumen keberhasilan pemerintah dalam mengelola dan mengendalikan pencemaran serta kerusakan lingkungan.
Menurutny, IKLH di Kepri menggabungkan beberapa parameter, seperti kualitas air, penambahan luas ruang terbuka hijau hingga pengelolaan sampah.
"IKLH salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) pada RPJMD Provinsi Kepri 2021-2026," ujar Misni.
Misni menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Kepri terus menerus berupaya meningkatkan IKLH.
IKLH menjadi indikator kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk mendukung proses pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Adapun upaya yang telah dilakukan, antara lain peningkatan kualitas air laut yang tidak terlepas dengan adanya implementasi kebijakan dalam rehabilitasi dan restorasi pesisir, seperti penanaman mangrove, partisipasi masyarakat dalam pengolahan pesisir dan laut, perbaikan di hulu.
Kemudian, penambahan luas ruang terbuka hijau di wilayah Kepri, seperti di kawasan pemukiman dan taman kota, baik dalam bentuk taman lingkungan, penghijauan pekarangan, maupun pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan.
Selanjutnya, pengelolaan sampah dan pengendalian pencemaran lingkungan yang dilakukan bersama pemerintah daerah, pemangku kepentingan dan masyarakat.
"IKLH akan terus disempurnakan kualitasnya agar dapat mencapai indeks lingkungan hidup yang ideal dan mendekati kondisi realitas di lapangan," kata Misni.