Natuna (ANTARA) - Basarnas Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau menyebutkan kelima nelayan asal Batam yang terombang-ambing di lautan selama lima hari ditemukan dalam keadaan selamat dan sehat di perairan Jemaja Kabupaten Kepulauan Anambas.
Kepala Kantor Basarnas Kabupaten Natuna Abdul Rahman di Natuna, Selasa, mengatakan kelima nelayan yang bekerja di KM Hanjaya 1 tersebut ditemukan oleh tim SAR gabungan pada koordinat koordinat 2°55'31.2"N 105°35'17.1"E.
Ia menjelaskan, kelima nelayan bertahan hidup dengan menampung air hujan akibat logistik yang mereka bawa habis.
"Operasi penyelamatan ini adalah bukti nyata dari dedikasi dan keberanian tim SAR gabungan, serta koordinasi yang baik, dedikasi dan komitmen bersama yang telah terjalin," ucap dia.
Ia menjelaskan, awalnya KM. Hanjaya 1 berangkat dari Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun menuju Tambelan, Kabupaten Bintan pada Minggu (7/7/2024), Namun pada Kamis (11/7/2024) kapal mengalami kemasukan air pada ruang mesin, akibatnya generator mesin rusak.
Kondisi demikianlah yang menyebabkan kapal terseret arus hingga ke Perairan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas.
"Setelah mendapatkan akses jaringan komunikasi, salah seorang ABK berinisiatif mencari informasi layanan Basarnas dengan menghubungi Emergency Call 115," ujar dia.
Ia menerangkan, saat ini kelima nelayan sudah dievakuasi ke tempat aman dan kapalnya sudah dibawa ke Pelabuhan Desa Mampuk.
Ia menambahkan, kapal korban ditarik menggunakan pompong milik nelayan Desa Mampuk.
"Seluruh ABK KM. Hanjaya 1 telah mendapat perhatian dan pengamanan oleh pihak Desa Mampuk, serta seluruh pihak terkait baik Posal Jemaja, Koramil Jemaja, Polsek Jemaja, BPBD Jemaja, Dishub Jemaja, BPD Mampuk dan masyarakat," imbuh dia.
Kepala Kantor Basarnas Kabupaten Natuna Abdul Rahman di Natuna, Selasa, mengatakan kelima nelayan yang bekerja di KM Hanjaya 1 tersebut ditemukan oleh tim SAR gabungan pada koordinat koordinat 2°55'31.2"N 105°35'17.1"E.
Ia menjelaskan, kelima nelayan bertahan hidup dengan menampung air hujan akibat logistik yang mereka bawa habis.
"Operasi penyelamatan ini adalah bukti nyata dari dedikasi dan keberanian tim SAR gabungan, serta koordinasi yang baik, dedikasi dan komitmen bersama yang telah terjalin," ucap dia.
Ia menjelaskan, awalnya KM. Hanjaya 1 berangkat dari Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun menuju Tambelan, Kabupaten Bintan pada Minggu (7/7/2024), Namun pada Kamis (11/7/2024) kapal mengalami kemasukan air pada ruang mesin, akibatnya generator mesin rusak.
Kondisi demikianlah yang menyebabkan kapal terseret arus hingga ke Perairan Jemaja, Kabupaten Kepulauan Anambas.
"Setelah mendapatkan akses jaringan komunikasi, salah seorang ABK berinisiatif mencari informasi layanan Basarnas dengan menghubungi Emergency Call 115," ujar dia.
Ia menerangkan, saat ini kelima nelayan sudah dievakuasi ke tempat aman dan kapalnya sudah dibawa ke Pelabuhan Desa Mampuk.
Ia menambahkan, kapal korban ditarik menggunakan pompong milik nelayan Desa Mampuk.
"Seluruh ABK KM. Hanjaya 1 telah mendapat perhatian dan pengamanan oleh pihak Desa Mampuk, serta seluruh pihak terkait baik Posal Jemaja, Koramil Jemaja, Polsek Jemaja, BPBD Jemaja, Dishub Jemaja, BPD Mampuk dan masyarakat," imbuh dia.