Jakarta (ANTARA) - Kapuspen TNI Mayjen TNI Hariyanto memastikan kapal perang Republik Indonesia KRI Diponegoro-365 tetap berpatroli di sekitar Beirut, Lebanon, bersama Maritime Task Force (MTF) UNIFIL, meskipun militer Israel terus menggempur Lebanon termasuk wilayah Beirut.
Pemerintah Indonesia mengirim 1.000 lebih prajurit TNI untuk bertugas bersama Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) yang tersebar ke dalam satuan-satuan seperti Maritime Task Force, Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
“KRI Diponegoro-365 masih di Lebanon sedang on task (patroli laut,” kata Kapuspen saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Situasi di Lebanon memanas setelah militer Israel (IDF) sejak minggu lalu terus menggempur wilayah selatan Lebanon dan pusat kota di Beirut melalui serangan-serangan udara dan invasi darat. Militer Israel berdalih serangan mereka ke Lebanon ditujukan ke kelompok Hizbullah.
Namun, militer Israel pada beberapa kesempatan kerap melanggar garis batas wilayah di Blue Line dan menyerang markas UNIFIL di beberapa tempat.
UNIFIL yang bertugas di Lebanon sebagaimana dimandatkan DK PBB pun berulang kali mengecam aksi militer Israel itu dan mengingatkan mereka serangan yang disengaja ke pasukan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap Resolusi DK PBB Nomor 1701.
UNIFIL dalam siaran resmi terakhirnya pada minggu lalu (13/10) menyebut tank Merkava IDF pada Ahad merusak gerbang utama UNIFIL dan memaksa masuk ke posisi jaga pasukan perdamaian di Ramyah, Blue Line.
Kemudian, tank Merkava IDF pada 10 Oktober juga menembak ke arah menara pengamatan di area markas UNIFIL di Naqoura. Tembakan itu mengakibatkan dua prajurit yang berjaga luka-luka. Keduanya, yang merupakan prajurit TNI, langsung dirawat dan saat ini telah kembali ke pulih.
Presiden Jokowi...
Sementara itu, Presiden Indonesia Joko Widodo mengutuk keras serangan Israel terhadap yang masih terus terjadi terhadap Gaza, Lebanon hingga terakhir ke pasukan perdamaian sementara PBB United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel baik ke Gaza, Lebanon dan yang terakhir ke Unifil di Lebanon," kata Presiden Jokowi, di Aceh Besar, Selasa (15/10)
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat diwawancarai usai meresmikan gedung Anak Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) di komplek Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar.
Dirinya menegaskan, pasukan perdamaian di Lebanon tidak boleh ikut diserang, karena itu dirinya sangat mengecam aksi serangan tersebut.
"Mengutuk keras, nggak boleh itu yang namanya pasukan perdamaian ikut-ikutan diserang. Ada yang luka-luka lagi," ujar Jokowi.
Sebagai informasi, pekan lalu, empat anggota perdamaian UNIFIL terluka akibat serangan Israel di pos mereka di Lebanon selatan.
UNIFIL dibentuk pada 1978 sebagai pasukan sementara, untuk membantu memulihkan perdamaian di kawasan tersebut dan sebagai konfirmasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.500 orang, melukai lebih dari 4.500 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan 42.300 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Disisi lain, pasukan sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) mendeteksi 1.557 insiden penembakan pada Minggu (13/10) di sepanjang Garis Biru perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Dari jumlah tersebut, 1.441 diantaranya berasal dari sisi selatan Garis Biru yang sebagian besar menghantam daerah-daerah di Sektor Timur wilayah operasi UNIFIL, demikian disampaikan seorang juru bicara (jubir) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (14/10).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TNI pastikan KRI Diponegoro tetap patroli di Beirut bersama MTF UNIFIL
Pemerintah Indonesia mengirim 1.000 lebih prajurit TNI untuk bertugas bersama Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) yang tersebar ke dalam satuan-satuan seperti Maritime Task Force, Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
“KRI Diponegoro-365 masih di Lebanon sedang on task (patroli laut,” kata Kapuspen saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Situasi di Lebanon memanas setelah militer Israel (IDF) sejak minggu lalu terus menggempur wilayah selatan Lebanon dan pusat kota di Beirut melalui serangan-serangan udara dan invasi darat. Militer Israel berdalih serangan mereka ke Lebanon ditujukan ke kelompok Hizbullah.
Namun, militer Israel pada beberapa kesempatan kerap melanggar garis batas wilayah di Blue Line dan menyerang markas UNIFIL di beberapa tempat.
UNIFIL yang bertugas di Lebanon sebagaimana dimandatkan DK PBB pun berulang kali mengecam aksi militer Israel itu dan mengingatkan mereka serangan yang disengaja ke pasukan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap Resolusi DK PBB Nomor 1701.
UNIFIL dalam siaran resmi terakhirnya pada minggu lalu (13/10) menyebut tank Merkava IDF pada Ahad merusak gerbang utama UNIFIL dan memaksa masuk ke posisi jaga pasukan perdamaian di Ramyah, Blue Line.
Kemudian, tank Merkava IDF pada 10 Oktober juga menembak ke arah menara pengamatan di area markas UNIFIL di Naqoura. Tembakan itu mengakibatkan dua prajurit yang berjaga luka-luka. Keduanya, yang merupakan prajurit TNI, langsung dirawat dan saat ini telah kembali ke pulih.
Presiden Jokowi...
Sementara itu, Presiden Indonesia Joko Widodo mengutuk keras serangan Israel terhadap yang masih terus terjadi terhadap Gaza, Lebanon hingga terakhir ke pasukan perdamaian sementara PBB United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
"Indonesia mengutuk keras serangan Israel baik ke Gaza, Lebanon dan yang terakhir ke Unifil di Lebanon," kata Presiden Jokowi, di Aceh Besar, Selasa (15/10)
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi saat diwawancarai usai meresmikan gedung Anak Muda Aceh Unggul Hebat (Amanah) di komplek Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong, Aceh Besar.
Dirinya menegaskan, pasukan perdamaian di Lebanon tidak boleh ikut diserang, karena itu dirinya sangat mengecam aksi serangan tersebut.
"Mengutuk keras, nggak boleh itu yang namanya pasukan perdamaian ikut-ikutan diserang. Ada yang luka-luka lagi," ujar Jokowi.
Sebagai informasi, pekan lalu, empat anggota perdamaian UNIFIL terluka akibat serangan Israel di pos mereka di Lebanon selatan.
UNIFIL dibentuk pada 1978 sebagai pasukan sementara, untuk membantu memulihkan perdamaian di kawasan tersebut dan sebagai konfirmasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.500 orang, melukai lebih dari 4.500 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza, di mana Israel telah menewaskan 42.300 orang, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.
Disisi lain, pasukan sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) mendeteksi 1.557 insiden penembakan pada Minggu (13/10) di sepanjang Garis Biru perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Dari jumlah tersebut, 1.441 diantaranya berasal dari sisi selatan Garis Biru yang sebagian besar menghantam daerah-daerah di Sektor Timur wilayah operasi UNIFIL, demikian disampaikan seorang juru bicara (jubir) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (14/10).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: TNI pastikan KRI Diponegoro tetap patroli di Beirut bersama MTF UNIFIL