Batam (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau menyebutkan angka kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah setempat mengalami penurunan sepanjang tiga tahun terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Sabtu mengatakan pada 2022 lalu kasus ISPA mencapai 81.166 dan pada 2023 sebanyak 80.643 kasus.
"Pada tahun ini hingga September tercatat sebanyak 55.926 kasus," kata Didi.
Ia menambahkan pada 2024, kasus ISPA tertinggi tercatat pada bulan Januari dengan jumlah 8.223 kasus, sementara yang terendah pada April dengan 5.165 kasus.
Didi menyampaikan meskipun ada tren penurunan dalam tiga tahun terakhir, tetapi musim pancaroba tetap menjadi tantangan utama bagi kesehatan masyarakat.
"Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat. Namun, kita tetap perlu waspada," ujar dia.
Adapun kelompok paling rentan terhadap ISPA, yaitu anak-anak, bayi, dan lansia.
"Kekebalan tubuh mereka lebih lemah, sehingga mereka lebih mudah terserang penyakit pernapasan, apalagi kondisi cuaca tidak stabil," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan itu mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagai upaya pencegahan, serta menjalankan langkah-langkah seperti berhenti merokok untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan serta rajin mencuci tangan untuk mencegah infeksi.
Ia juga menekankan pentingnya pola makan bergizi dan kebersihan lingkungan sebagai langkah dalam menjaga daya tahan tubuh.
"ISPA dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, terutama pada anak-anak jika tidak segera ditangani. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci utama mencegah penyebaran penyakit ini," kata Didi.
Baca juga: Cuaca panas, Dinkes Kepri imbau warga jaga kesehatan tubuh
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Sabtu mengatakan pada 2022 lalu kasus ISPA mencapai 81.166 dan pada 2023 sebanyak 80.643 kasus.
"Pada tahun ini hingga September tercatat sebanyak 55.926 kasus," kata Didi.
Ia menambahkan pada 2024, kasus ISPA tertinggi tercatat pada bulan Januari dengan jumlah 8.223 kasus, sementara yang terendah pada April dengan 5.165 kasus.
Didi menyampaikan meskipun ada tren penurunan dalam tiga tahun terakhir, tetapi musim pancaroba tetap menjadi tantangan utama bagi kesehatan masyarakat.
"Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat. Namun, kita tetap perlu waspada," ujar dia.
Adapun kelompok paling rentan terhadap ISPA, yaitu anak-anak, bayi, dan lansia.
"Kekebalan tubuh mereka lebih lemah, sehingga mereka lebih mudah terserang penyakit pernapasan, apalagi kondisi cuaca tidak stabil," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan itu mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagai upaya pencegahan, serta menjalankan langkah-langkah seperti berhenti merokok untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan serta rajin mencuci tangan untuk mencegah infeksi.
Ia juga menekankan pentingnya pola makan bergizi dan kebersihan lingkungan sebagai langkah dalam menjaga daya tahan tubuh.
"ISPA dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia, terutama pada anak-anak jika tidak segera ditangani. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci utama mencegah penyebaran penyakit ini," kata Didi.
Baca juga: Cuaca panas, Dinkes Kepri imbau warga jaga kesehatan tubuh