Batam (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batam menggandeng berbagai lembaga masyarakat untuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kami sudah tidak berjalan sendiri-sendiri lagi. Ada lembaga masyarakat yang peduli terhadap perempuan dan anak, seperti Rumah Faye, Yayasan Embun Pelangi dan lembaga lainnya, yang turut bekerja sama dengan kami dan saling mendukung," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanganan Korban Kekerasan DP3AP2KB Batam Fisca Anggiana saat dihubungi di Batam, Seni.
Bahkan, lanjutnya, beberapa lembaga tersebut telah meneken nota kesepahaman (MoU) untuk memastikan perlindungan terhadap anak dan perempuan dapat berjalan maksimal. Sinergi tersebut dinilai efektif dalam memperkuat penanganan kasus, terutama melalui pendekatan dengan komunitas lokal.
Fisca menambahkan kolaborasi tersebut juga melibatkan dunia pendidikan seperti Universitas Riau Kepulauan (Unrika), Politeknik Negeri Batam, dan Universitas Putra Batam untuk memperluas upaya pencegahan melalui edukasi di perguruan tinggi.
Sementara itu Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak DP3AP2KB Batam Sri Yanti menyebutkan sinergi ini menjadi bagian dari upaya menjadikan Batam sebagai Kota Layak Anak (KLA).
“Penilaian KLA itu mencakup berbagai aspek, tidak hanya dari dinas kami, tetapi juga melibatkan masyarakat luas. Jadi kami yang menggerakkan kolaborasi dengan lembaga masyarakat agar dapat bekerja sama mencapai tujuan KLA,” ujar Sri.
Ia menambahkan bahwa DP3AP2KB sering melakukan pendekatan langsung untuk membangun kepercayaan dengan lembaga masyarakat.
“Kami jemput bola, meminta laporan kegiatan mereka, dan membangun komunikasi yang baik. Dengan begitu masalah apa pun bisa diselesaikan bersama tanpa harus memperebutkan siapa yang menanganinya,” ucap Sri.
Melalui sinergi ini, DP3AP2KB Batam berharap dapat mengatasi berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan lebih cepat dan efektif dengan kolaborasi optimal bersama masyarakat lokal.