Tanjungpinang (ANTARA) - Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyoroti rendahnya tingkat partisipasi pemilih pada pilkada serentak 2024 di wilayah tersebut yang hanya mencapai 54 persen dari target KPU sebesar 83 persen.
"Bahkan, khusus Kota Batam partisipasi pemilih di bawah 50 persen, atau sekitar 46 persen," kata Kepala Ombudsman Kepri Lagat Siadari di Tanjungpinang, Rabu.
Lagat menilai rendahnya partisipasi pemilih di pilkada Kepri tahun ini berkaitan dengan kinerja penyelenggara pilkada (KPU/Bawaslu) hingga pemerintah daerah yang kurang maksimal dalam hal mensosialisasikan sekaligus mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya ke TPS.
Ia menyampaikan dari temuan di lapangan pada saat pencoblosan surat suara Rabu (27/11), juga ditemukan cukup banyak masyarakat mengeluh tidak mendapatkan formulir C6 atau undangan untuk datang memilih ke TPS.
Selain itu, minimnya RT/RW dalam menggerakkan masyarakatnya datang ke TPS, disebut-sebut turut memicu penurunan partisipasi pemilih di pilkada tahun ini.
"Apalah ini ada kaitannya dengan by design memperkecil partisipasi pemilih, kita tidak tahu. Namun yang jelas ini harus dievaluasi bersama, karena partisipasi pemilih pilkada Kepri sebelumnya cukup tinggi, mencapai 77 persen," ujarnya.
Lagat juga menanggapi kondisi curah hujan di hari pencoblosan suara menjadi pemicu masyarakat enggan datang ke TPS, menurutnya, hal itu tidak bisa menjadi alasan utama yang menyebabkan partisipasi masyarakat rendah dalam menggunakan hak pilihnya.
"Dari pantauan di lapangan, sejak pagi TPS memang sudah sepi. Bahkan ada TPS yang cuma dihadiri 30-40 persen pemilih," ujarnya.
Dia turut mengkritisi besarnya anggaran pilkada KPU Kabupaten/Kota hingga Provinsi Kepri yang tidak berbanding lurus dengan kinerja mereka dalam meningkatkan partisipasi pemilih pilkada sehingga patut dievaluasi secara menyeluruh.
Ia menambahkan partisipasi pemilih turut mempengaruhi legitimasi pemimpin terpilih. Ketika partisipasi rendah maka dapat menciptakan persepsi bahwa pemimpin terpilih tidak mendapatkan dukungan mayoritas dari masyarakat. Ini berpotensi melemahkan legitimasi mereka dalam menjalankan kebijakan publik
"Partisipasi pemilih sangat penting dalam menentukan pemimpin berkualitas dan sesuai harapan masyarakat," katanya pula.
Baca juga: KPU Kepri evaluasi penurunan tingkat partisipasi pemilih di Pilkada 2024
Sementara, Ketua KPU Indrawan Susilo Prabowoadi bakal mengevaluasi penurunan tingkat partisipasi pemilih pada pilkada 2024 yang sebesar 54 persen dibanding pilkada 2019 yang sebesar 77 persen.
Menurutnya banyak aspek yang perlu dievaluasi sebagai bahan catatan untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada pilkada berikutnya.
Salah satu faktor pemicu turunnya angka partisipasi pemilih di pilkada Kepri 2024 akibat curah hujan yang terjadi saat pencoblosan surat surat, sehingga sejumlah masyarakat enggan datang ke TPS.
Sementara dari sisi sosialisasi pilkada yang dilakukan KPU, menurut Indrawan, seluruh jajarannya sudah sangat maksimal melakukan berbagai bentuk dan model sosialisasi mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota sampai provinsi.
"Namun demikian, terpulang lagi kepada pemilih yang terdata dalam daftar pemilih tetap (DPT), ditambah daftar pemilih pindahan, serta daftar pemilih khusus terkait penggunaan hak pilih masing-masing," ungkap Indrawan.
Lanjutnya menyampaikan untuk tingkat kabupaten/kota se-Kepri, tingkat partisipasi pemilih tertinggi pada pilkada 2024 berada di Kabupaten Natuna 83,9 persen, dan terendah ialah Kota Batam yang sebesar 49 persen.
Berdasarkan data KPU, total daftar pemilih tetap (DPT) pilkada 2024 untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kepri sebanyak 1.559.727 orang. Sementara persentase pemilih yang menggunakan hak pilih sebanyak 54 persen, sisanya sekitar 46 persen tidak menggunakan hak pilih.
KPU telah menetapkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri nomor urut 01 Ansar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura sebagai pemenang pilkada 2024 melalui rapat pleno rekapitulasi terbuka.yang digelar, Minggu (8/12).
Paslon Ansar-Nyanyang meraih 450.109 suara, mengalahkan paslon nomor urut 02 Muhammad Rudi-Aunur Rafiq dengan perolehan 367.367 suara.
Baca juga:
KPU Karimun: Partisipasi pemilih pilkada capai 58 persen
Tingkat partisipasi pemilih Pilkada Kota Tanjungpinang 56 persen
KPU: Partisipasi pemilih Pilkada 2024 di Natuna meningkat