Washington (ANTARA) - Senator Amerika Serikat Bernie Sanders pada Minggu (9/2) menolak pernyataan mantan Presiden Donald Trump terkait masa depan Gaza, menegaskan bahwa wilayah yang porak-poranda akibat perang itu harus dibangun kembali untuk rakyat Palestina, bukan untuk investor kaya.
"Lebih dari 47.000 warga Palestina tewas. 111.000 lainnya terluka," tulis Sanders di platform X. "Respons Trump? Mengusir paksa warga Palestina agar Gaza bisa dijadikan ‘proyek real estate masa depan. Sebidang tanah yang indah.’ Tidak. Gaza harus dibangun kembali untuk rakyat Palestina, bukan untuk turis miliarder."
Pernyataan Sanders ini muncul setelah Trump, dalam sebuah wawancara yang disiarkan Senin, mengatakan bahwa warga Palestina yang meninggalkan Jalur Gaza yang terkepung berdasarkan rencana kepemilikannya yang kontroversial tidak akan diizinkan kembali.
"Kita akan membangun komunitas yang aman, sedikit jauh dari tempat mereka sekarang, di mana semua bahaya ini terjadi. Sementara itu, saya akan memiliki wilayah ini. Anggap saja ini sebagai proyek real estate untuk masa depan, sebidang tanah yang indah," kata Trump dalam wawancara dengan Fox News, menegaskan kembali usulannya untuk mengambil alih Gaza.
Ketika pewawancara bertanya secara langsung apakah warga Palestina akan memiliki "hak untuk kembali," Trump dengan tegas menjawab, "Tidak, mereka tidak akan bisa, karena mereka akan mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik."
Rencana Kontroversial Trump untuk Gaza
Rencananya untuk mengambil alih Gaza mendapat penolakan luas di tingkat internasional, tetapi Trump bersikeras akan tetap menjalankannya, bahkan berulang kali mengeklaim bahwa ia dapat memaksa Mesir dan Yordania untuk menerima pengungsi Palestina, klaim yang telah dibantah secara terbuka oleh kedua negara serta oleh warga Palestina sendiri.
Usulan Trump ini memiliki kemiripan kuat dengan gagasan yang sebelumnya dikemukakan oleh menantunya, Jared Kushner, pada Maret 2024.
"Properti di tepi laut Gaza bisa menjadi sangat bernilai jika orang-orang fokus pada pembangunan ekonomi," ujar Kushner dalam sebuah wawancara di Universitas Harvard.
"Ini memang situasi yang kurang menguntungkan di sana, tetapi jika saya melihat dari perspektif Israel, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk memindahkan penduduknya, lalu merapikan wilayah itu. katanya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Kamis (30/1) kembali menegaskan usul kontroversialnya untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Mesir dan Yordania, bersikeras bahwa kedua negara tersebut akan mematuhi rencananya meskipun mereka telah berulang kali menolak.
"Mereka akan melakukannya. Mereka akan melakukannya. Mereka akan melakukannya, oke? Kami telah melakukan banyak hal untuk mereka, dan mereka akan melakukannya," kata Trump kepada wartawan ketika ditanya apakah dia akan mempertimbangkan langkah-langkah untuk menekan Kairo dan Amman agar menerima rencananya.
Akhir pekan lalu, Trump menyerukan agar Gaza “dibersihkan” dan warga Palestina dipindahkan ke Mesir serta Yordania, dengan menyebut wilayah tersebut sebagai “lokasi pembongkaran” akibat perang genosida Israel.
Namun, kedua negara dengan tegas menolak segala bentuk pemindahan atau pengusiran warga Palestina dari tanah mereka.
Usulan Trump itu mencuat setelah perjanjian gencatan senjata mulai berlaku di Gaza pada 19 Januari yang menangguhkan perang Israel.
Usulan tersebut menuai kecaman, dari para kritikus yang menyebutnya sebagai bentuk “pembersihan etnis” dan “kejahatan perang.”
Baca juga: Trump bersikeras relokasi warga Palestina dari Gaza
Sementara itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Rabu (29/1) menegaskan negaranya tidak akan terlibat dalam pemindahan paksa warga Palestina, dan menyebut pemindahan paksa sebagai "tindakan ketidakadilan yang tidak bisa diterima."
Berbicara dalam konferensi pers bersama di Kairo dengan Presiden Kenya William Ruto, Sisi kembali menekankan sikap tegas Mesir terhadap perjuangan Palestina.
"Keamanan nasional Mesir tidak bisa dikompromikan. Kami bertekad untuk bekerja sama dengan Presiden (Donald) Trump guna mencapai penyelesaian damai berdasarkan solusi dua negara," tambahnya.
Baca juga: Mesir tegaskan tidak mau terlibat pemindahan paksa warga Palestina
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Senator AS: Gaza dibangun untuk warga Palestina, bukan turis miliarder