Tanjungpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan tarif diskon listrik sebesar 50 persen di awal tahun 2025 berkontribusi besar terhadap angka deflasi di daerah tersebut.

Kepala BPS Kepri Margaretha Ari Anggorowati mengatakan tingkat deflasi pada Februari 2025 sebesar 0,14 persen, karena terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 107,81 pada Januari 2025 menjadi 107,66 pada Februari 2025.

"Tarif diskon listrik berpengaruh sekali pada deflasi karena sangat membantu masyarakat, tak hanya di Kepri tetapi berlaku secara nasional," kata Margaretha di kantornya, Senin.

Baca juga: Satgas Pangan Kepri monitoring penjualan ayam potong guna cegah kecurangan

Deflasi itu juga dipicu oleh penguatan bahan pokok yang dilakukan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Kepri terhadap komoditas pangan seperti cabai, bawang merah, daging ayam, beras, hingga telur mampu diantisipasi dengan baik, sehingga suplainya tetap lancar dan harga terjaga atau stabil.

"Kondisi ini ditambah dengan adanya panen cabai hingga bawang di daerah-daerah penghasil, sehingga pasokan bahan pokok di Kepri mencukupi," ujarnya.

Margaretha menjelaskan tarif listrik pada Februari mengalami deflasi sebesar 0,11 persen. Kemudian, untuk cabai merah 0,09 persen, cabai rawit 0,03 persen lalu bawang merah 0,06 persen, daging ayam ras 0,16 persen, telur ayam ras 0,03 persen, dan beras 0,02 persen.

Ia menambahkan dari tiga kabupaten/kota penyusun indeks harga konsumen atau inflasi di Kepri, hanya Kota Batam yang mengalami inflasi sebesar 0,03. persen pada Februari 2025.

Baca juga: Jumlah penumpang angkutan udara di Kepri turun karena "low season"

Kondisi tersebut salah satunya dipengaruhi Batam tidak mendapat jatah diskon tarif listrik, sebab merupakan wilayah khusus yang tidak mendapatkan kompensasi subsidi dari pemerintah. Batam dikelola secara mandiri oleh Bright PLN Batam, anak perusahaan PLN Persero.

Sementara dua kabupaten/kota lainnya yakni Kabupaten Karimun dan Kota Tanjungpinang, masing-masing mengalami deflasi sebesar 1,30 persen dan 0,45 persen.

"Inflasi di Batam masih tertutup deflasi di Karimun dan Tanjungpinang, makanya Kepri secara umum mengalami deflasi pada periode Februari 2025," tutur Margaretha.

Baca juga:
Pemkab Natuna laksanakan cek kesehatan gratis secara bertahap

Pemkab Natuna kembali operasikan Perpustakaan Idrus M Tahar


Pewarta : Ogen
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025