Tangerang Selatan (ANTARA) - BPBD Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten melaporkan sejumlah permukiman warga di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, terendam banjir hingga setinggi 1,8 meter akibat tanggul jebol.

Komandan Peleton Satgas BPBD Kota Tangsel, Dian Wiryawan, di Tangerang, Jumat, mengatakan bahwa permukiman warga itu mulai terendam banjir sejak pukul 19.30 WIB, Jumat malam.

Wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi yang mengakibatkan jebolnya tanggul air.

"Terpantau hingga pukul 21.00 WIB tadi terdapat dua perumahan di Kelurahan Kademangan, Setu. Di Perum Citra Prima Serpong 2," katanya.

Ia menyebutkan, dampak intensitas hujan lebat yang cukup lama mengakibatkan air kali meluap membuat sedikitnya puluhan kepala keluarga sekitar terdampak.

Menurutdia, ketinggian permukaan air antara 25 centimeter hingga 1,8 meter merendam beberapa rumah warga.

Bencana banjir juga merendam Cluster Flamingo Perum Lagoon di Kelurahan Kademangan. Tinggi muka air mencapai antara 10-60 centimeter.

"Tanggul perumahan yang berbatasan dengan kali jebol," ucapnya.

BPBD Kota Tangsel menerjunkan sebanyak 14 personel ke lokasi dengan membawa dua perahu karet sebagai upaya mengevakuasi warga yang terdampak.

Dia memastikan wilayah perumahan lainnya masih relatif aman dari banjir. Meski demikian BPBD Kota Tangsel terus siaga mengantisipasi potensi dampak cuaca buruk.



Banjarmasin keruk sungai...
 


 
Sementara itu, Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengeruk sungai-sungai yang sering menyebabkan banjir, baik saat intensitas hujan tinggi maupun air pasang.


Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin Suri Sudarmadiyah, di Banjarmasin, Jumat mengungkapkan, kegiatan ini merupakan program normalisasi sungai penanganan banjir tahun 2025.

Menurut dia, diantara sungai-sungai yang masuk program pengerukan tersebut, yakni Sungai Tatas, Sungai Teluk Dalam, Sungai Jafri Zamzam, Sungai Belitung dan Sungai Pemurus.

"Sungai-sungai ini kondisinya sudah cukup dangkal, sehingga sering menjadi penyebab banjir di sekitarnya, baik saat intensitas hujan tinggi maupun terjadi air pasang tinggi," ucapnya.

Suri menyebutkan, sebagian sungai-sungai tersebut sudah mulai dikerjakan, yakni diterjunkan alat berat untuk melakukan pengerukan.

"Pengerukan untuk Sungai Tatas alat berat sudah mulai bekerja, Sungai Teluk Dalam masih dalam tahap proses dan Sungai Jafri Zamzam sudah mulai dikerjakan," ungkapnya.

Menurut Suri, gerakan untuk mengeruk sungai sebagai program normalisasi sungai tersebut merupakan misi kepemimpinan Wali Kota Banjarmasin H Muhammad Yamin HR dan Wakilnya Hj Ananda dalam 100 hari kerja.

Pemkot Banjarmasin harus bergerak cepat untuk melaksanakan program ini, karena ini sebagai bagian membawa Banjarmasin Maju Sejahtera.

Dalam normalisasi sungai ini, ungkap Suri, pihaknya juga bekerja sama dengan Perusahaan Umum Daerah Pengelola Air Limbah Domestik (Perumda PALD) untuk pembersihan sejumlah drainase yang mengarah ke sungai.

Suri menjelaskan, dengan melakukan penyedotan sedimentasi, agar ruang dan kapasitas sungai lebih banyak menampung air.

Suri menyampaikan, perbaikan sungai di Kota Banjarmasin memang harus dilakukan bertahap, sebab sungai aktif yang terdata saat ini sekitar 120 sungai, dari sungai besar, sedang dan kecil.

Saat ini yang cukup besar proyek perbaikan sungai di Kota Banjarmasin adalah sungai Veteran di Banjarmasin Tengah, atau kanal Veteran yang dulunya dibangun pada zaman penjajahan Belanda.

Program perbaikan Sungai Veteran itu dibantu Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III Kementerian Pekerjaan Umum RI pada tahap awal sepanjang 900 meter.

Normalisasi Sungai Veteran yang pernah mati suri puluhan tahun karena tertutup bangunan warga tersebut juga didukung Bank Dunia dengan target dana Rp1 triliun.


Pewarta : Azmi Syamsul Ma'arif
Editor : Yuniati Jannatun Naim
Copyright © ANTARA 2025